PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan
Bersama Membangun Kemandirian

Kamis, 03 Desember 2015

Minggu, 26 Juli 2015

KEMISKINAN' & NIAT BAIK DI PAPUA

Dandhy Dwi Laksono

'KEMISKINAN' & NIAT BAIK DI PAPUA. Visualisasi seperti ini kerap membuat jatuh iba dan mengundang niat baik orang atau pemerintah melalui program 'pengentasan kemiskinan'.

Yang terpikir kemudian bagaimana bisa "meningkatkan taraf hidup" dan membuka lapangan kerja atau memberi pekerjaan "yang lebih baik". Bentuknya terbentang mulai dari program charity (hibah/santunan) hingga rencana investasi.

Sehingga visual yang diharapkan sebagai indikator keberhasilan menjadi seperti ini: istri Ketua Adat Malind-Deq di pedalaman Merauke ini mengenakan pakaian yang lebih baik, memasak di kompor di dapur sebuah rumah permanen (tak lagi di gubuk-ladang), memakai alas kaki dengan lantai semen atau keramik, mandi sehari dua kali, bahkan mungkin dibayangkan makan beras dan bukan sagu.

Padahal sejatinya kita merancukan dua hal: pertama, gagal membedakan antara kemiskinan dan gaya hidup, dan kedua, hanya melihat kemiskinan melulu pada soal daya beli (tak banyak pendapatan berupa uang).

Cara berpakaian, cara hidup, bahan pangan, konsep rumah, atau cara memasak adalah gaya hidup. Tidak ada sangkut pautnya dengan kemiskinan. Bila kita memberinya kompor dengan niat baik untuk membantu, justru kita menjerumuskannya dalam masalah: memaksa ia membeli minyak tanah atau gas, sementara aksesnya sulit dan butuh uang.

Nah, karena perlu uang, lalu muncul niat baik berikutnya untuk memberinya pekerjaan. Maka perlu dibuka lapangan kerja. Karena itu investasi perlu masuk. Salah satu caranya dengan memanfaatkan sumber daya alam seperti hutan, rawa atau lahan basah, dan kekayaan mineral yang ada di dalam tanah mereka.

Tanpa terasa, niat baik telah berubah menjadi rencana sistematis pemiskinan. Tanpa hutan, mereka yang tadinya mudah mencari kayu bakar, dipaksa membeli minyak tanah atau gas, meski kompornya gratis dari hibah. Tanpa kayu 'bus' atau rumbia, mereka yang semula bisa membangun rumah dengan bahan alami, dipaksa berhutang semen dan seng ke toko bangunan milik pendatang.

Tanpa dusun sagu, mereka yang semula tinggal menebang dan mengolah, harus membeli beras atau antre raskin. Dan tanpa sumber air alami, yang tadinya air gratis tinggal minum (tanpa perlu BBM untuk memasaknya), kini perlu membeli air kemasan atau tergantung pada PDAM yang kualitasnya tak layak konsumsi.

Pendek kata, semua hal yang tadinya gratis, kini harus dibeli. Karena harus membeli, maka harus punya uang. Karena tak boleh mencetak uang sendiri, maka harus masuk dalam sistem ekonomi 'modern' dan bekerja sebagai buruh tambang atau perkebunan. Yang punya tanah luas bisa hidup dari uang sewa atau ikut skema inti-plasma dan bagi hasil 80:20 atau 70:30 yang ditentukan investor kelapa sawit atau sawah tekno, tanpa kemampuan atau akses pada akuntansi perusahaan atau tax planning korporasi.

Sistem ekonomi kita sedang merancang seseorang yang tadinya "tinggal makan dan tidur", harus menempuh jalan yang jauh memutar agar bisa makan dan tidur dengan gaya standar orang lain.

Semua jebakan pemiskinan ini mungkin memang dimulai dengan niat baik. Padahal sesungguhnya siapa yang miskin? Mereka yang punya rawa dengan cadangan ikan berlimpah? Atau kita yang harus berkantor pagi pulang sore untuk membeli seiris tuna?

Kepada mereka lah kita harus iba. Bukan pada mama Barnabas Mahuze di Papua.

Ekspedisi Indonesia Biru

Rabu, 15 April 2015

RALAT : Lowongan PNPM MPk Kalimantan Barat

INFORMASI TERBARU TERKAIT REKRUTMEN TENAGA FASILITATOR KELURAHAN
PNPM MANDIRI PERKOTAAN PROVINSI KALIMANTAN BARAT TAHUN 2015

 Sehubungan dengan arahan dari PPK Pusat, terkait pelaksanaan rekrutmen di daerah, dimana agar diutamakan untuk menunggu terlebih dahulu penyelesaian penyusunan kebijakan program yang baru serta penganggarannya, maka dengan ini kami beritahukan kepada seluruh peminat yang akan mengajukan lamaran dari lowongan yang kami buka sejak tgl 14 april 2015 lalu bahwa lowongan sementara dipending. sedangkan untuk pelamar yang telah mengirimkan lamarannya, akan menjadi referensi bagi kami di OC-3 Kalbar dan akan berlaku apabila lowongan dibuka kembali. untuk proses selanjutnya yaitu penerimaan lamaran dan seleksi, kami masih menunggu arahan lanjutan dari Pusat dan akan kami informasikan kembali kemudian.

Kami atas nama panitia mohon maaf atas perubahan informasi ini.

Demikian pengumuman ini kami sampaikan, atas perhatiannya dan pemaklumannya kami ucapkan terimakasih.

Ttd

Panitia Seleksi

Jumat, 20 Maret 2015

Haru tapi bangga baca status ini



Haru tapi bangga baca status ini :

Saat2 ini pelaku Pnpm sedang dilanda ketidakpastian, saya sebagai Bkm Desa di Pnpm Perkotaan menyadari dan merasakan kagelisahan teman2 faskel semua
Kalau tidak salah hampir 3 bulan Gaji teman2 FasKel blm dibayar, padahal mereka memerlukannya uk mehidupi keluarga
Tapi yg saya rasakan teman2 FasKel di tempat kami (Pangandaran), mencoba menyembunyikan kegelisahan itu
Mereka selalu optimis dan tersenyum, karena ajaran itu yg ditanamkan ke kami
Mereka sampai detik ini tak pernah ...mengeluh didepan kami, masih all out mendampingi, mengarahkan dan menanamkan semangat memberi
Kami tahu kami berbahagia diatas duka mereka, berbahagia karena masih bersama, berduka karena tdk bisa berbuat apa2
Ah.... Andai yg duduk disana bisa mendengar bisikan hati kami
Kami Bkm tak meminta apa2 kami hanya ingin yg duduk disana membayar hak teman2 faskel kami
Itu secuil harapan kami

Kamis, 19 Maret 2015

Palembang, 18 Maret 2015

Yakinlah, Menulis itu Menyenangkan


Diinformasikan oleh:

Nurachmi Ayu Susanti

TA Sosialisasi

OC 2 Provinsi Sumatera Selatan   

PNPM Mandiri Perkotaan
Setiap bulan rutinitas saya sekarang adalah membaca satu per satu tulisan yang dikirimkan oleh
teman-teman Askot dari tujuh kota/kabupaten se-Provinsi Sumatera Selatan.
Tulisan-tulisan tersebut sekarang mewarnai hidup. Saya jadi semakin akrab dengan gaya-gaya penulisan
dari teman-teman fasilitator. Ada yang menulis dengan gaya serius. Ada juga yang menulis dengan
malu-malu. Beberapa malah menulis seperti orang sedang tersesat, kehilangan arah. Lalu yang lain menulis
seperti berada dalam “komidi putar”. Masih banyak gaya lainnya, yang jika saya antologikan, bisa
menghabiskan lebih dari ratusan paragraf. Tapi sungguh, saya acungkan jempol kepada usaha teman-
teman fasilitator dalam menulis, walau kadang unsur keterpaksaan terlihat jelas dari beberapa tulisan yang
disajikan.
Membayangkan bagaimana suasana hati teman-teman yang menulis tanpa meneguk rasa nikmat menulis,
membuat saya tersenyum miris. Berbekal alasan sekadar menggugurkan tanggung jawab, karena menulis
Best Practice merupakan salah satu kewajiban dan masuk sebagai salah satu laporan bulanan, membuat
tulisan-tulisan tersebut kehilangan ruhnya.
Saya tidak terlalu berharap akan menemukan tulisan Best Practice di antara berpuluh tulisan yang masuk.
Karena, ketika seseorang menulis tanpa dilandasi hati maka mustahil sebuah “Best Practice” muncul. 



Mari kita merenungkan sebentar. Jika diibaratkan dua orang
yang sedang berbincang, tulisan adalah ucapan atau
perkataan dari seseorang yang bercerita (penulis), dan
pembaca adalah orang yang diajak berbincang. Apa
asyiknya berbincang dengan orang terpaksa, memasang
muka bertekuk lima, yang sesekali mengeluh? Dapat
dipastikan jawabannya adalah tidak asyik!
Seperti itu juga yang terjadi dengan sejumlah tulisan yang
mampir via email setiap bulannya. Terkadang saya harus
mengeryitkan dahi untuk mengerti apa topik cerita yang
disajikan, karena kalimat demi kalimat yang disajikan tidak
membuat “enjoy” saat dibaca.

Melihat fenomena yang terus berulang setiap bulannya, sayapun berinisiatif, mencoba memberi arah kepada
teman-teman yang “tersesat”, dengan menentukan tema tulisan, bergilir di setiap bulannya. Ternyata hal ini
cukup efektif. Bravo! Sekarang tulisan teman-teman sudah lebih terarah dan fokus pada satu permasalahan,
walau permasalahan “tidak enjoy” kadang masih terlihat.
Berdasarkan hasil uji petik yang dilakukan di beberapa kota/kabupaten, ternyata permasalahan menulis,
yang juga menjadi permasalahan nasional ini, bersumber dari mispersepsi tentang makna “Best Practice”.
Yang terdoktrin di benak teman-teman fasilitator adalah “cerita terbaik”. Artinya cerita tersebut harus
bersumber dari kelurahan/desa yang “baik”, dari sisi keorganisasian dan kegiatan yang dilakukan.
Bagaimana dengan teman-teman fasilitator yang kebagian mendampingi kelurahan/desa yang bisa dibilang
“amburadul” dari sisi organisasi dan kegiatan? Nah, teman-teman inilah yang akhirnya mesti menulis
“Best Practice” sambil menekuk muka dan mengernyitkan dahi.
Padahal, tanpa disadari, “Best Practice” yang sesungguhnya lebih dekat kepada teman-teman pendampin
kelurahan/desa yang disebut “amburadul” tadi. Karena, ketika teman-teman melakukan suatu perbaikan
dari si wilayah “amburadul” ini, otomatis hal tersebut jadi bahan yang bisa diolah menjadi menu lezat
“Best Practice”. Hanya dengan menggunakan rumus 5W+1H sebuah tulisan Best Practice pun akan
tercipta.
Memang kita harus berpikir out of the box. Tapi jangan sampai kita berpikir terlalu “out” alias jauh,
sehingga hal yang di dekat malah terabaikan. Jangan terlalu sibuk memikirkan tema yang begitu bagus,
hingga akhirnya malah tak jadi menulis.
Menulislah dengan hati. Menulis dengan bersikap seperti kita berbicara kepada seseorang. Dengan
memerhatikan siapa yang kita akan ajak bicara. Itu akan membawa gaya tulisan kita. Seperti saat kita
berbicara dengan orang tua maka tulisan kita akan bergaya resmi. Sedangkan saat berbicara dengan teman
sebaya, tulisan kita akan lebih lebih santai.
Saya bukanlah seorang pujangga yang pandai merangkai kata. Saya juga pastinya tidak pantas jika harus
disebut sebagai seorang penulis, tapi saya suka menulis. Dengan membuat tulisan ini, saya hanya ingin
teman-teman pun merasakan nikmatnya menulis. Karena, sungguh, menulis itu sangat menyenangkan.
[Sumsel]
Editor: Nina Firstavina 

Rabu, 18 Februari 2015

PNPM Berakhir April 2015, Kabupaten Bandung Siapkan PSPM

Bandung, 16 Februari 2015

Oleh:
Imas Siti Masyitoh
TA Sosialisasi
OC 4 Provinsi Jawa Barat
PNPM Mandiri Perkotaan


Menanggapi kemungkinan PNPM Mandiri Perkotaan akan berakhir April 2015, Bupati Bandung Dadang M. Naser menegaskan, jika PNPM dihentikan oleh pemerintah pusat maka pemerintah daerah mempersiapkan Program Replikasi PNPM Mandiri Perkotaan, yaitu Program Sabilulungan Pemberdayaan Masyarakat (PSPM). Dengan demikian, paradigma yang telah dibangun oleh PNPM Mandiri Perkotan dapat terus dilanjutkan dan terinternalisasi di masyarakat.


Hal tersebut disampaikan bupati dalam acara konsolidasi dan pemberian award kepada para pelaku PNPM Mandiri Perkotaan Kabupaten Bandung di Gedung Budaya Sabilulungan Soreang, Kabupaten Bandung, pada Rabu, 4 Februari 2015. Acara itu dihadiri oleh undangan sekitar 700 orang, terdiri atas BKM, kepala desa atau lurah, PJOK, camat, SKPD, DPRD dan undangan lainnya.

Menurut Bupati, PNPM adalah program yang menyentuh langsung masyarakat, terutama masyarakat miskin sehingga pelaksanaannya harus terus didukung. Apalagi, dalam upaya penanggulangan kemiskinan, sinergi seluruh pelaku sangatlah dibutuhkan.


Di sisi lain, IPM Kabupaten Bandung dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan. Pada tahun 2013, IPM mencapai 75,40% dan tahun 2014 IPM mencapai 75,69%. Apabila dibandingkan dengan kota/kabupaten lainnya di Jawa Barat, Kabupaten Bandung termasuk dalam kategori IPM tertinggi. Ini tentu tak terlepas dari kontribusi PNPM Mandiri Perkotaan dalam mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Pada kesempatan yang sama diberikan pula penghargaan kepada BKM yang dinilai mempunyai kinerja baik dari tiap kecamatan. Penilaian itu dengan berbagai kategori, di antaranya adalah Perintis Koperasi, Perintis Channeling, Perintis Seni dan Budaya, Perintis Pariwisata, Perintis Pembangunan dan Partisipasi Perempuan. Sedangkan penghargaaan yang diberikan kepada fasilitator kriterianya adalah Fasilitator Militan, Komitmen, Terlama dan Penuh Pengabdian, Muda Harapan Pemberdayaan, Favorit, Tim Tersolid dan Tim Penuh Risiko.

Pada puncak acara diumumkan penghargaan tertinggi bagi BKM terbaik, yaitu BKM Terbaik Pertama diraih BKM Desa Pasirmulya, Kecamatan Banjaran. BKM Terbaik Kedua diraih BKM Desa Padamulya, Kecamatan Majalaya. Dan, BKM Terbaik Ketiga diraih BKM Desa Tenjolaya, Kecamatan Pasirjambu. Adapun Tim Fasilitator Terbaik diberikan kepada Tim Fasilitator 5.

Selain penghargaan yang disampaikan kepada para pemenang, panitia juga menyiapkan bingkisan yang berasal dari BJB Cabang Soreang dan BRI Cabang Majalaya dan Soreang. Di akhir acara, seluruh peserta membulatkan tekad dan berteriak lantang “Bersama Kita Bisa Sabilulungan” [Jabar]

Dokumentasi terkait:


Editor: Nina Firstavina

Selasa, 17 Februari 2015

Koperasi Syariah P2KP Mandiri Pontianak Laksanakan RAT ke-3


Oleh :
Agus Sarwoko 

Bermula dari keinginan bersama untuk mewadahi para pelaku program P2KP (Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan) yang dapat dinaungi oleh suatu wadah yang lebih bersifat permanen tanpa terikat oleh kontrak kerja yang dapat kapan saja berakhir serta dapat menjadi wadah silaturahim bersama, maka pada tanggal 11 November 2011 disepakatilah pendirian koperasi dengan nama Koperasi Syariah P2KP Mandiri Pontianak berdasarkan akte pendirian Koperasi Serba Usaha (KSU) Syariah P2KP mandiri dan memperoleh badan hukum koperasi dengan nomor : 123/BH/XVII.10 tanggal 22 Desember 2011.
Suasana kekeluargaan dalam RAT-3 Koperasi Syariah P2KP

Peserta RAT-3 dari Anggota Koperasi yang masih aktif sebagai fasilitator PNPM MPk
Berpose disela-sela RAT

Peserta RAT mendengarkan sambutan dari Disperindagkop

Menutup tahun buku 2014, Koperasi ini pun kembali melakukan Rapat Anggota Tahunan (RAT) sebagai wadah keputusan tertinggi lembaga dalam membahas perkembangan koperasi serta wadah pengambilan kebijakan strategis koperasi kedepan berdasarkan musyawarah terbuka dari seluruh anggota koperasi termasuk yang paling ditunggu-tunggu oleh seluruh anggota yaitu laoran dan pembagian Sisa Hasil Usaha (SHU) sebagai implementasi dari prinsip dari, oleh dan untuk anggota diharapkan kemanfaatan yang diperoleh para anggota kedepan terus meningkat.
Bertempat di kantor KMW OC-3 PNPM Mandiri Perkotaan Provinsi Kalimantan Barat pada hari Rabu, 11 Februari 2015 acara RAT ke-3 berjalan sangat dinamis. Dihadiri oleh unsur pengawas, pengurus dan anggota serta perwakilan dari Dinas Koperasi Kota Pontianak, acara berlangsung khidmat, dimulai sekira pukul 09.30 yang diawali dengan sambutan dari ketua dewan pengawas koperasi yang juga Team leader PNPM Mandiri Perkotaan Prov. Kalbar, Komala Erwan. Dalam sambutannya ia menyampaikan bahwa sejak berdiri hingga saat ini, koperasi syariah P2KP menunjukkan perkembangan yang signifikan, hal ini terlihat dari bertambahnya jumlah anggota dan terus meningkatnya asset yang dimiliki Koperasi serta SHU yang juga semakin besar dikembalikan kepada anggota.
Ketua Pembina & Badan Pengawas, Komala Erwan
dan  perwakilan dari Disperindagkop Kota Pontianak
saat memberi sambutan & Arahan pada pembukaan RAT-3

 “Untuk semakin mengembangkan koperasi yang menjadi wadah kita bersama ini, diharapkan peran aktif dari seluruh anggota untuk meningkatkan asset koperasi khususnya modal yaitu dengan cara mengajak sebanyak-banyaknya rekan, keluarga atau kerabat yang dapat diajak bergabung menjadi anggota koperasi sehingga dikoperasi kita ini bisa semakin maju” ungkapnya.
 Dalam kesempatan yang sama, perwakilan dari Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Pontianak juga menyampaikan sambutan serta arahannya yang ditujukan kepada pengurus serta seluruh anggota yang hadir dalam RAT. “RAT merupakan wadah terbuka bagi para anggota untuk melihat bersama kondisi terkini dari lembaga ini dan merupakan wujud dari transparansi serta akuntabilitas, dimana kalau pengurus koperasi berani memberikan laporan secara terbuka kepada anggotanya, hal tersebut mengindikasikan bahwa koperasi tersebut berstatus sehat, namun sebaliknya apabila pengurusnya bersifat tertutup, berarti udah menjadi tanda-tanda bahwa koperasi tersebut tidak sehat” papar Mustamar, SE Kabid Pembinaan Koperasi Disperindagkop Kota Pontianak.

Dengan Visi Koperasi “Meningkatkan kesehjahteraan anggota dengan memberikan pelayanan yang terbaik atas kebutuhan dana dan pengembangan usaha  produktif dan kreatif” langkah membangun koperasi ini semakin menguat dan mantap. Dibarengi dengan disusunnya misi yaitu :
-       Membangun citra yang baik dan professional sehingga meningkatkan kepercayaan dari anggota
-       Menjadikan koperasi tempat yang aman dan menguntungkan bagi anggota dalam berinvestasi
-       Meningkatkan pelayanan kepada anggota

Dari hasil RAT juga disepakati rencana strategis lembaga periode 2015 antara lain :
-       Memperbanyak keanggotaan
-       Memperkuat stuktur permodalan
-       Pendidikan tentang perkoperasian dan pengelolaan usaha bagi anggota
-       Peningkatan kapasitas pengurus sampai dengan sertifikasi
-       Mengelola usaha koperasi dengan prinsip kehati-hatian          
-       Penggunaan Teknologi Informasi dalam pengelolaan usaha koperasi

Agus Subardi dalam paparannya kepada peserta RAT terkait kinerja dan program Koperasi

Disisi keorganisasian, Koperasi Syariah P2KP Mandiri Pontianak memiliki Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang telah disahkan oleh RAT (Rapat Anggota Tahunan) dan dituangkan dalm pasal-pasal yang cukup jelas sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang perkoperasian.  Pengurus Koperasi Syariah P2KP Mandiri Pontianak sesuai  hasil rapat yang telah disepakati oleh anggota adalah sebagai berikut :
1.    Pembina & Badan Pengawas
a)      Ketua                                             : Komala Erwan
b)      Anggota                                         : Bambang Sugianto
2.      Pengurus
a.      Ketua                                             : Drs.Agus Subardi, SE, MM
b.      Sekretaris                                      : Irwin Noeriman, SE
c.       Bendahara                                     : Renny Maryuni

Agus subardi dalam paparannya dihadapan peserta RAT menyatakan bahwa kinerja lembaga sangat baik dan sehat walaupun tetap perlu peningkatan untuk pengembangan koperasi kedepan, beberapa yang menjadi indikator sehatnya koperasi ini antara lain dilihat dari :
·         Return on Investment sebesar 34,61 %
·         Tingkat Pengembalian 95 %
·         Laba meningkat dari Rp.35.813.963 menjadi Rp.37.148.245
·         Pinjaman yang diberikan 2014 sebesar Rp.297.800.000,- dengan Outstanding Pinjaman 2013 sebesar Rp.156.957.000,-
·         Sisa Hasil Usaha untuk tahun 2014 dialokasikan untuk :
1.      Simpanan Pokok, tabungan dan Bagi hasil pinjaman sebesar 80%.
2.      Pengurus : 10%
3.      Cadangan Resiko pinjaman : 10%
·         Rasio keuangan koperasi sebesar 71%, dimana hal ini menunjukkan bahwa setiap kewajiban lancar sebesar Rp 1,- dapat dijamin dengan harta lancar sebesar Rp 7,1,-
·         Rasio rentabilitas sebesar 25,71%, hal ini menunjukkan bahwa setiap modal sendiri sebesar Rp 1,- dapat menghasilkan laba bersih sebesar Rp 0,26,-
·         Rasio solvabilitas sebesar 359,59%, hal ini menunjukkan bahwa setiap kewajiban Rp 1,- dapat dijamin harta/aktiva sebesar Rp 360,-

Adapun rencana kerja pengurus ditahun 2015 adalah sebagai berikut :
1.      Mempertahankan tingkat laba yang ada sebesar minimal 20 %.
2.      Memperluas keanggotaan diluar Konsultan PNPM Mandiri Perkotaan
3.      Expansi pinjaman sebesar 25 % dari tahun 2014
4.      Menjadi anggota Koperasi Primer PUSKOPSYAH (Pusat Koperasi Syariah) Kalimantan Barat untuk menggerakkan ekonomi Syariah di Kalimantan Barat.
5.      Menjalin Kemitraan dengan lembaga pembiayaan Bank maupun Non Bank.
6.      Penggunaan Aplikasi Keuangan Berbasis Tekhnologi Informasi (IT)
7.      Mempekerjakan tenaga administrasi untuk meningkatkan pelayanan

Sebagai informasi bagi yang berminat menjadi anggota Koperasi cukup memenuhi kewajiban sebagai anggota antara lain :
1.      Setoran pokok sebesar Rp 500.000, dan pengurus memberikan keringanan berupa pembayaran yang dapat diangsur selama 10 Bulan.
2.      Simpanan Wajib Rp 25.000,- per bulan
3.      Pelayanan yang dapat diperoleh jika menjadi anggota
a.      Pinjaman dapat dilayani sampai dengan Rp 20.000.000,- dengan bagi hasil equivalen 1,5% per bulan.
b.      Payment Point (Listrik, air dan telpon)
c.       Asuransi BPJS Ketenagakerjaan
Bagi anda yang berminat untuk bergabung menjadi anggota koperasi dapat datang langsung ke Kantor koperasi di Jalan Abdurrahman Saleh Komplek Bapindo No.1 Pontianak atau via telpon di 0561-740094.

Rabu, 11 Februari 2015

Kontrak Habis, Fasilitator PNPM MP Diusulkan Jadi Konsultan

REPUBLIKA.CO.ID,KLATEN--Sebanyak 139 fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat-Mandiri Perkotaan (PNPM MP) Kabupaten Klaten menunggu nasib karena masa kontraknya habis per April 2015.

''Dalam waktu dekat kita mengadakan audiensi dengan unsur pimpinan dewan, pimpinan fraksi dan komisi DPRD Kabupaten Klaten. Kita akan membahas solusi terbaik tentang kelanjutan program pemberdayaan, yang hasilnya sudah dinikmati masyarakat lapis bawah ini,'' kata Ketua Forum Komunikasi Antar Badan Keswadayaan Masyarakat Bambang Junaidi, Rabu (4/2).

Ihwal nasib fasilitator, juga akan dibahas bersama dewan. Salah satu solusinya, bisa dijadikan konsultan pendamping pemerintahan desa (Pemdes).

Langkah ini selaras dengan pemberlakukan undang-undang desa mulai 2015. Dalam UU ini setiap desa bakal mendapat kucuran dana sekitar Rp 1,4 miliar.

Pemdes mengelola dana sebesar itu, ujar Bambang, kalau tidak ada pendampingan ada peluang tindak penyimpangan.

“Di sinilah peran fasilitator yang cukup mumpuni. Terutama dalam urusan penyusunan program Pemdes dalam Musrenbangdes (Musyawarah Rencana Pembangunan Desa) maupun pengelolaan keuangan,” jelasnya.

Dari dana kucuran ke Pemdes tersebut, sebagian juga bisa dialokasikan ke koperasi atau BUMDes. Sehingga dana itu bisa dimanfaatkan pemberdayaan masyarakat lapis bawah. ''Jadi, kalau kita punya niat baik, solusi paska PNPM MP serba nyambung untuk pemberdayaan masyarakat,'' tambah Bambang.

Koordinator Kota PNPM MP Klaten Zulfikar melaporkan, hingga berakhirnya program mampu merealisasikan pembangunan rumah tidak layak huni (RTLH) 5.446 unit, pembangunan jamban 9.747 unit, pemasangan jaringan listrik 7.752 unit, serta pemasangan jaringan fasilitas air bersih 1.145 unit.

Reporter : Edy Setiyoko

Redaktur : Indah Wulandari

(Sumber: http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/15/02/05/nj9wiz-kontrak-habis-fasilitator-pnpm-mp-diusulkan-jadi-konsultan)

Minggu, 25 Januari 2015

Album Foto di Tempat Sampah Gegerkan Belanda

Album Foto di Tempat Sampah Gegerkan Belanda


Jakarta – KabarNet: Pada awal bulan Juli ini di negeri Belanda sedang hangat hangatnya membicarakan sejarah Aksi Polisionil Belanda di Indonesia antara 1947-1949. Semua berawal dari sebuah album foto yang ditemukan secara tidak sengaja di sebuah tempat sampah di Kota Enschede dan dimuat pertama kali oleh koran VOLKSKRANT, salah satu koran terbesar di Belanda.

Di Belanda sendiri, sejarah tentang aksi polisionil tidak diajarkan secara mendetil dalam kurikulum mereka, seolah seperti bagian yang ingin dipetieskan, berikut adalah artikel koran yang pertama dimuat tanggal 10 Juli 2012.
Berikut adalah terjemahannya :

Foto foto pertama dari eksekusi pasukan Belanda di Indonesia

Lidy Nicolasen – 10 Juli 2012 , 07:35 Untuk pertamakali dalam sejarah, foto dari sebuah eksekusi ditemukan, kemungkinan foto foto dari eksekusi yang dilakukan oleh tentara belanda selama masa aksi polisionil di negara jajahan Hindia Belanda. Foto foto ini ditemukan dalam album foto pribadi seorang tentara yang dikirim pemerintah belanda ke Indonesia dalam sebuah misi militer.
Dalam foto foto ini dapat dilihat eksekusi dari tiga pria indonesia. Mereka berdiri dengan punggung mereka menghadap kearah regu tembak yang berdiri pada sisi lain sebuah parit, foto menunjukkan momen ketika mereka ditembak. Parit dipenuhi dengan mayat mayat nrang yang dieksekusi, terlihat dari foto kedua. Pada sisi sebelah kiri anda bisa melihat dua personil militer belanda yang bisa dipastikan dari seragam mereka.
Belum pernah ada sebelumnya
Tim ahli dari Institue Dokumentasi Perang ( Ned Indie Oorlog Documentation) dan Institut Sejarah Militer Belanda ( NIMH ) mengatakan bahwa mereka belum pernah melihat foto foto ini sebelumnya “ ini bukan foto sembarangan dan tentu saja tidak benar jika setiap veteran membawa foto semacam ini pulang” seorang pegawai NIMH mengatakan demikian. Demikian juga bagi NIOD foto foto ini tidak dikenali sebelumnya , tegas Rene Kok: “kami memiliki banyak album disini, sebenarnya kami mengharapkan gambar seperti ini muncul dan momen ini ternyata adalah saat ini, gambar ini tidak pernah saya lihat sebelumnya”.
Para sejarawan tidak meragukan keotentikan foto , namun tentang lokasi tepatnya dan kondisi eksekusi belum diketahui, kemungkinan riset lebih jauh akan dapat memberikan lebih banyak detail.
Pemilik foto adalah seorang prajurit dari Enschede. Dia sudah meninggal. Dia dikirim sebagai tentara wajib militer pada 1947 tepat sebelum agresi pertama dan kembali pada 1950 setelah Belanda menyetujui kemerdekaan Indonesia. Dia bertugas pada batalion artileri. Sejarah tentang batalionnya tidak pernah menuliskan tentang eksekusi. Namun tetap saja memungkinkan bagi pasukan artileri untuk mengawal pasukan infantri atau pasukan khusus yang melakukan eksekusi.
Eksekusi yang dikenal adalah Rawagede di Jawa Barat dan di Sulawesi Selatan. Tahun lalu keluarga korban dari pembantaian Rawagede telah mendapatkan uang kompensasi dari pemerintah Belanda. Pemerintah belum merespon mengenai tuntutan hukum mengenai pembantaian di Sulawesi Selatan. Tidak diketahui jumlah korban orang Indonesia secara pasti dari kedua aksi tersebut.
Prajurit pemilik foto ini tidak pernah membicarakan keberadaan dari foto ini. Dan mungkin saja tak seorangpun akan menyadari album fotonya jika mereka tidak menemukannya di tempat sampah di Enschede. Tidak diketahui siapa yang telah membuangnya. Pemilik album ini tidak memiliki anak dan hidup sendirian dalam beberapa tahun terakhir.
TEMPAT SAMPAH
Seorang pegawai pemerintah kota Enschede menemukan album tua di sebuah tempat sampah, pegawai ini memang mengoleksi foto foto untuk mengilustrasikan kehidupan dari warga kotanya sendiri. Album ini pasti akan tetap ada ditempat sampah seandainya dia tidak menyadari foto dari tawanan, ketika itu dia melihat lebih dekat ke album foto dan baru menyadari bahwa dia menemukan album foto dari sebuah eksekusi.
Saat ini tiga institut penelitian sejarah meminta pemerintah untuk melakukan investigasi ulang dari aksi polisionil antara 1949 hingga 1950 untuk lebih mengungkapkan fakta tentang perang di Indonesia. Pemerintah belum memberikan jawaban ============================= publik Belanda pun mulai membicarakan berita ini baik yang pro maupun yang kontra, namun di negara kita sama sekali tidak mengetahui berita ini, tak ada satupun media di Indonesia yang mengangkat masalah ini dan inipun menguatkan opini publik Belanda ketika pertama kali foto ini ditemukan dan dimuat ,dimana mereka mengatakan “Untuk apa kita meributkan kejadian ini? orang Indonesia sendiri saja tidak peduli dengan kejadian ini dan sejarah mereka”.
Benarkah generasi Indonesia saat ini adalah generasi yang memang tidak peduli dengan sejarah bangsanya? Benarkah opini mereka? Layakkah bagian dari kisah perjuangan dan pengorbanan para pendahulu kita untuk dihapuskan, dilupakan dan seperti kisah ini……dibuang di tempat sampah?
Tampak dalam foto mereka yang tanpa seragam tempur maupun persenjataan, bisa jadi mereka adalah warga sipil, namun bagi warga sipil sekalipun membutuhkan nyali yang besar bahkan hanya untuk menutup mulut tentang jumlah kekuatan maupun keberadaan pejuang RI, hingga bagaimana mereka melihat kawan mereka bergelempangan satu persatu diterjang peluru dan tetap tegar bersikap tidak kooperatif..
Tampak dalam foto tiga orang yang berdiri dengan ceceran darah didekatnya yang menunjukkan telah terjadi eksekusi sebelumnya.
Jika kawan kawan memiliki kepedulian terhadap kisah sejarah ini mohon bantulah untuk share artikel ini, agar bangsa kita tahu apa yang sedang terjadi di Belanda dan untuk mematahkan anggapan bahwa bangsa Indonesia tidak peduli dengan sejarahnya, saya akan terus menulis menerjemahkan koran-koran yang terbit di Belanda berkaitan dengan masalah penemuan foto ini.

Profil Jacobus, Prajurit Pemilik Album Foto

Profil Prajurit Jacobus, Album Foto yang Ditemukan di Tempat Sampah
Dalam artikel di atas diulas secara lengkap siapa prajurit pemilik album foto yang ditemukan di tempat sampah dan hangat menjadi pembicaraan di negeri Belanda, berikut adalah artikel dari koran Volskrant masih tanggal yang sama :
Sebuah foto dari barisan mayat, hanya sebuah jepretan
Album foto dari Jacobus R, pasukan artileri lapangan dari Enschede, menunjukkan gambaran yang mengerikan dari pembunuhan oleh Belanda pada 1947,selama masa agresi militer pertama di Indonesia. Tampak sperti sebuah jepretan foto dari kehidupan seorang prajurit.
Prajurit Jacobus R yang membanggakan, pria modern dari Enschede, dengan jaket, dasi , rambut mengkilap dan kumis seperti Clark Gable. Tepat sesudah perang dunia kedua pada 1947 dia dikirim wajib militer ke Indoneria. Dia ditugaskan di Barak Angkatan Darat Kerajaan di Ede dan bergabung dengan resimen artileri lapangan yang sudah diperbaharui. RVA adalah singkatannya.
Mulai saat ini nama RVA dituliskan dibelakang nama keluarganya
Sebagaimana kawan kawan seusianya juga bergabung dalam wajib militer. Di Ede mereka dilatih bagaimana bertempur dalam perang di timur jauh ( indonesia ) . Mereka juga diberitahu tentang pecahnya revolusi di negeri hindia belanda dan dibutuhkan sebanyak mungkin pasukan untuk mengembalikan kekuasaan Belanda. Karena pasukan KNIL saat itu tidak dalam kondisi yang baik sejak jatuh ke tangan Jepang. Di Belanda, ribuan sukarelawan mendaftarkan diri, sejak musim semi 1947, wajib militer juga digabungkan dalam Angkatan Darat, pemerintah mengatakan tentang operasi polisionil yang bertujuan untuk membebaskan penduduk Indonesia dari para pemberontak, namun kenyataannya mereka berakhir dalam perang gerilya yang mengerikan.
Jacobus adalah anak seorang penata rambut. Mungkin nama panggilannya adalah Jaap atau mungkin Koos. Dia sudah meninggal ,bahkan keluarganya pun tidak mudah untuk menemukan jawabannya, mungkin saja dia benci untuk pergi ke Indonesia. Antara satu sama lain antar prajurit, mereka banyak mengeluh. Tepat sesudah perang dunia kedua berakhir, tidak banyak pemuda yang memiliki hasrat untuk bertempur, namun menolak wajib militer adalah sama artinya dengan memilih melawan negara dan dipenjara.
Beberapa dari mereka juga memandang ini sebagai sebuah kesempatan untuk pergi berpetualang, pergi dari Belanda yang pengap dan kacau balau menuju tanah yang menjanjikan : Indonesia
Pada 8 Mei 1947 Jacobus memasuki kapal pasukan MS Johan van Oldenbarnevelt. Saat menyeberangi equator, dia dan kawan-kawannya mendapatkan gelar diploma. Dalam sertifikat tersebut dapat dibaca bahwa Neptune, dewa lautan, menyatakan bahwa dia layak dan mampu untuk menaklukkan semua marabahaya di Timur Jauh, Indonesia. Nampaknya dia sangat bangga dengan hal tersebut, jika tidak tentunya dia tidak akan menaruhnya didalam album fotonya tiga tahun setelah semua ini berlalu.
SATU BULAN PERJALANAN
Perjalanan itu memakan waktu hampir satu bulan lamanya, pada 5 Juni 1947 mereka sampai di Tanjung Priok, pelabuhan di Jakarta di pulau Jawa. Setelah singgah sehari mereka dinaikkan truk militer sejauh ratusan kilometer ke sebuah tempat bernama Batujajar dekat Bandung. Rencana mereka adalah mengambil alih pasukan KNIL dan relawan, tapi karena situasi politik ( agresi militer I akan segera dilaksanakan dalam waktu satu bulan) maka aksi itu ditunda.
3-12 RVA berada dibawah komando basis militer Bandung. Aturan tertulis mereka seharusnya memiliki empat senjata api, namun pada kenyataannya mereka harus menggabunfkan beberapa persenjataan tua untuk membuat artileri primitif. Tak seorangpun tahu bagaimana mengoperasikan artileri lapangan 7,5 karena mereka dilatih untuk mengoperasikan artileri 9, hanya beberapa perwira KNIL yang melatih mereka namun tak lama kemudian 2 perwira pergi untuk mendapat pelatihan menjadi komandan anti udara.
Pada pagi hari tangal 23 Juli, dua hari setelah aksi polisionil berjalan untuk pertama kalinya melakukan latihan dengan amunisi sungguhan. Pada hari yang sama juga mereka mendapatkan perintah untuk memindahkan persenjataan artileri ke Cilampeni,sebelah selatan bandung pada malam harinya.
Dua hari kemudian mereka terperangkap ditengah pertempuran ketika Soreang dikuasai pejuang Indonesia dan mereka harus mensupport pasukan infantri dengan tembakan ke desa desa dan tembakan kearah bunker bunker lawan. “Sangat Efektif“, itulah yang tertulis dalam catatan sejarah batalion yang menulis laporan menyeluruh tentang operasi Batalion 3-12 RVA, dokumen ini sekian lama berstatus dokumen sangat rahasia,namun saat ini siapapun dapat membuka arsip ini, tersimpan di Arsip Nasional Den Haag. Tidak tertulis detil seberapa “efektif”nya operasi ini berjalan.
Pada hari sabtu mereka kembali ke markas Batujajar dan sehari kemudian mereka diserang oleh 200 tentara Indonesia. Pertempuran berlangsung selama satu setengah jam. Seorang prajurit KNIL terluka. Mata mata mengatakan bahwa musuh menderita kerugian setidaknya 30 tewas dan 15 korban luka. Pada hari yang sama juga, 3-12 RVA mendapat bantuan seorang Kapten KNIL yang berpengalaman dibidang artileri.
Mereka bergerak lebih jauh ke selatan untuk mendukung aksi okupasi dari angkatan darat. Aksi Polisionil pertama berakhir pada awal Agustus 1947. Bulan September adalah bulan yang tenang,kecuali datangnya masalah infeksi penyakit kulit. Prajurit yang tidak istirahat di tempat tidur harus berlatih menembak.
Pada November 1947 akhirnya mereka siap untuk serah terima kekuasaan Cilimus dari pasukan KNIL dan sukarelawannya (A III Field). Pada akhir Desember salah satu jeep mereka terkena ranjau dan dua orang tewas dengan satu orang terluka parah. Mereka harus melakukan banyak kegiatan patroli, namun ini seharusnya bukanlah tugas dari pasukan artileri dan lagi ada banyak orang yang menderita penyakit.
Album foto ini tidak menceritakan apakah Jacobus juga menderita sakit juga. Dia tidak memotret kawan kawannya yang sedang sakit atau terluka. Sangat bisa dipastikan bahwa Jacobus menukar kameranya dengan kawan-kawannya karena dia sendiri nampak dalam abum fotonya dan kemungkinan juga bukan hanya dia yang membawa kamera. Sayangnya dia tidak menuliskan keterangan foto di albumnya sehingga informasi mengenai tempat dan waktu tidak ada.
Kadang ada beberapa foto yang sesuai dengan sejarah resmi. Seperti contoh evakuasi dari pasukan TNI dimana pasukan TNI dengan topi dan peci berwarna hitam. Dengan truk chevrolet milik militer ( cat dan krom mengkilap ) mereka dipindahkan ke garis demarkasi seperti yang sudah disepakati pasca aksi agresi militer I. Jacobus dan kawan kawannya menemani konvoi pemindahan sambil mengambil beberapa foto dalam perjalanannya.
Penghabisan
Berdasarkan catatan sejarah batalion,mereka mulai menyerang kelompok bersenjata yang tersisa yang mereka maksudkan disini adalah kelompok Hisbullah dan Sabilillah, kelompok muslim yang menolak hasil perundingan dan memilih untuk tetap bertempur dengan Belanda. Pasukan Belanda menghabisi mereka dengan cepat dan mudah sedangkan pemuda Indonesia lain tidak melakukan tindakan apapun. (karena terikat perjanjian damai.pen)
Mungkin saja kelompok muslim ini yang menjadi korban penembakan dalam foto, mereka tidak berseragam dan tidak berambut panjang seperti para pejuang kemerdekaan yang fanatik pada umumnya kala itu. Namun bisa juga mereka ini gerombolan pengganggu keamanan yang ditemukan di lingkungan area tersebut.
Sepertinya bukanlah Jacobus pelaku langsung eksekusi , hal macam itu bukanlah tugas seorang prajurit artileri, namun adalah tugas dari pasukan khusus. Pasukan khusus harus melumpuhkan kekuatan musuh dan mengembalikan keadaan kembali aman, jadi kemungkinan pasukan inilah yang berpatroli semacam ini. J.A Moor seorang ahli mengenai Indonesia menyatakan bahwa taktik yang digunakan pasukan khusus dalam aksi polisionil (perang westerling) adalah keras dan teliti. Eksekusi dan penghabisan dari tawanan adalah hal yang biasa. Tidak pernah ada estimasi data pasti jumlah korban dikarenakan laporan sudah hilang atau mungkin bahkan sengaja tidak dituliskan. Aturan resmi seharusnya tawanan dipindahkan ke tempat khusus untuk interogasi, namun taktik dari pasukan khusus adalah adalah pendadakan dan menghabisi lawan ( surprise and eliminate ) dan mereka ini tidak terbiasa membawa tawanan perang.
Saksi.
Jadi Jacobus menyaksikan pembantaian ini. Dia mengambil gambar dan tampaknya tak seorangpun berusaha mencegah dia memotret. Bahkan sesudahnya pun tak ada yang meminta roll film nya. Hingga kemudian hari dia menyimpannya dalam album foto pribadinya.
Foto foto ini diperkirakan dibuat pada awal 1948. Ada banyak sekali pertempuran di Jawa Barat sekalipun aksi polisionil kedua belum dimulai. Batalion 3-12 RVA menuliskan dalam laporannya : “tembakan dimana mana” , seperti yang telah mereka sebut tembakan ke desa desa, lapangan udara, tambang tembaga.
Dalam “laporan tembakan” juga dituliskan rinci hingga berapa jumlah granat yang mereka gunakan, data kematian juga dituliskan, namun 3-12-RVA tidak pernah menuliskan apapun tentang eksekusi.
Ada kekhawatiran lain juga yang membutuhkan perhatian mereka. Pada akhir Januari 1948 mereka menemukan 10 buah Radio Amerika. Jacobus memotretnya. Laporan menuliskan : “setelah dipelajari beberapa staff , radio dapat difungsikan dengan cukup baik, baik digunakan di pos permanen sebagai pengintai di garis depan dan juga mudah digunakan untuk berpindah pindah karena mudah untuk diangkut.
Namun mereka punya masalah yang lebih besar dengan kendaraan “bersyukur atas kemampuan dan bakat improvisasi dari para mekanik,kendaraan dapat berjalan dengan layak” begitu tulis Commander A.Lammers. Dia juga menuliskan bahwa moral prajuritnya terjaga dengan baik. Juga laporan pada pertengahan 1948, dia mengeluhkan mengenai perlengkapan dan komunikasi telepon namun kekuatan mereka masih utuh dengan 11 perwira, 16 sersan dan 186 prajurit. Hanya saja jumlah tentara yang sakit bertambah.
Satuan ini terpisah menjadi dua kelompok, kemungkinan Jacobus bergerak lebih ke timur yaitu ke Tegal. Melewati Pemalang,mereka menuju Belik dimana mereka tergabung dalam kelompok tempur “Bernardi”. Pada 19 Desember 1948 aksi polisionil kedua (operasi gagak) dimulai, mereka membantu pasukan infantri untuk mengecek desa desa dan memberikan support pada batalion zeni.
Ternyata pertempuran sama sekali belum terhenti bahkan saat aksi polisionil kedua ini berakhir pada Januari 1949. Kenyataannya di lapangan perang gerilya terus berlanjut hingga gencatan senjata pada Agustus 1949, hingga Desember 1949 Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya.
Sejak saat itu pula Jacobus dan kawan kawannya ingin untuk kembali pulang. Jacobus juga memotret foto pasukannya yang sedang mengundurkan diri. Pada Maret 1950 resimen dari prajurit Jacobus dikembalikan pulang ke Belanda oleh Kapal Angkut Pasukan Amerika “Fair Sea”. Sesampainya di Belanda, 3-12 RVA dihapuskan.
Sesampainya dirumah dia menempatkan seluruh fotonya dalam sebuah album foto, jepretan dari rekan-rekannya sesama prajurit, jeep, peralatan radio, bangunan, foto wanita Indonesia yang mencuci di sungai, sebuah desa atau parade kecil dari anak anak sekolah. Dia juga menyelipkan sertifikat Diploma yang dia dapat, mata uang Indonesia, surat izin penggunaan senjata, kartu tahun baru dari 3-12-RVA dan sertifikat dari insignia yang dia dapatkan dari Menteri Perang ( Minister of War ). Dan juga tersimpan foto pacarnya, orang tuanya, anjingnya dibawah pengering di sebuah salon dan foto rekreasi ke Valkenburg dan Pisa. Ringkasan kehidupan pada umumnya setelah 3 tahun peperangan.
Diterjemahkan dari koran Volkskrant oleh Ady Erlianto Setyawan. [KbrNet/RoodeBrugsoerabaia]

Selasa, 13 Januari 2015

Kabar Gembira! Menteri Yuddy Jamin 46 Ribu Fasilitator PNPM Tak Jadi Pengangguran

Kabar Gembira! Menteri Yuddy Jamin 46 Ribu Fasilitator PNPM Tak Jadi Pengangguran


Yuddy Chrisnandi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN)
Jakarta, Mediawarga.info - Awan gelap yang menaungi puluhan ribu fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) kini mulai sirna. Titik terang datang dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Yuddy Chrisnandi.

"46 Ribu fasilitator PNPM, cari mereka itu tidak gampang itu kan infrastruktur yang bantu pemerintah, kalau kita sudah punya aset produktif ya lanjut aja. Ini kan untuk bangsa. Kan nggak gampang nyiapin 46 ribu faslitator," jelas Yuddy di kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Yuddy juga meminta agar para fasilitator PNPM di seluruh Indonesia, yang melakukan pendampingan dalam pencairan dan pelaksanaan proyek infrastruktur di pedesaan tak perlu berunjuk rasa.

"Tenang saja, ngapain demo-demo," tambah dia.

Yuddy belum bisa merinci, lewat kementerian mana para fasilitator ini berkoordinasi, apakah dari Kemendagri atau dari Menteri PDT.

"Yang penting tupoksinya melalui fasilitatornya berjalan. Nggak usah panik, nggak penting melalui Kemendagri atau Kemendes atau Kemenkeu. Yang penting mereka itu aset kita," tambahnya.

"Kami masih butuh fasilitator dan nggak mudah bentuknya," tambah dia. (Detik.com)

Jurnalis Investigasi Independen: Charlie Hebdo Hanya Sandiwara alias Psy Ops



Beredar sebuah analisis bahwa insiden penembakan kantor Charlie Hebdo, Paris hanya sebuah operasi sandiwara atau psy ops, sebagaimana dilansir BSR pada Sabtu (10/1/2015).

Dalam sebuah analisis oleh Jim Stone, seorang jurnalis investigasi independen memaparkan kejanggalan berdasarkan video penyerangan yang terjadi di Paris tersebut sebelum berita para tersangka pelaku penembakan meninggal dunia.

Stone mengajak pembaca untuk memperhatikan adegan bahwa, “Polisi yang ditembak dari jarak dekat tidak mengeluarkan darah walaupun tepat ditembak di kepalanya dan moncong senjata mengeluarkan asap putih.”

Yang menarik adalah respon Pemerintah Perancis setelah sandiwara ini. Mereka dengan mudah melancarkan tema IS, ISIS, Islam setelah disodorkan terlebih dahulu pada media sosial untuk membentuk persepsi masyarakat global.

Berikut 10 kejanggalan dalam kejadian tersebut, ditambah 2 hal yang inkonsisten.

1) 10 orang dikabarkan seharusnya tewas dan lainnya terluka. Namun, di TKP hanya terdapat 2 ambulan saja. Bukankah seharusnya dibutuhkan lebih dari 2 ambuan untuk mengevakuasi korban sebanyak itu?

2) Memang suara tembakan yang terekam nampak seperti suara tembakan sungguhan, tetapi gambar yang ada tidak begitu jelas menampakkan lubang akibat tembakan. Yang terlihat justeru seperti stiker lubang peluru imitasi. Sementara pada adegan lain, salah seorang polisi kelihatan tertawa di sebelah mobil yang tertembak itu. Bukankah seharusnya suasananya mengharukan, saat seseorang ada yang tertembak? Sebagai tambahan, gambar situasi reka penembakan kaca depan pada Google menghasilkan kerusakan begitu besar pada seluruh bagian kaca depan, sementara pada kejadian di Perancis itu hanya menyisakan lubang kecil yang terpusat pada satu titik saja, apakah itu mungkin?

3) Semua orang yang beperan pada kejadian tersebut memiliki gaya rambut French Foreign Legion (Legiun Asing Perancis). Sangat aneh bukan jika supir taksi dan EMT berambut seperti personil militer?

4) Jika para pelaku dikabarkan melarikan diri dan tidak tertangkap, bagaimana mungkin polisi Perancis dapat mengidentifikasi mereka dalam hitungan jam, sementara tidak ada satu pun wajah pelaku yang tertangkap kamera dimanapun? Jika terdapat paspor seperti pada insiden-insiden 911 atau MH17 tentu itu dapat menjelaskan identitas. Namun, tidak ada satupun pelaku yang menyerahkan paspornya. Lantas, darimana polisi mengetahui bahwa pelaku itu beragama Islam, bukannya agen Mossad yang sedang melakukan tugas lapangan? Mengherankan bukan?

5) Tidak ditemukan foto atau cuplikan adegan yang memperlihatkan tetasan darah, bahkan hanya darah palsu dari para polisi atau korban yang katanya ditembak dengan AK-47. Padahal mereka tergeletak selama 10 detik di trotoar sebelum tembakan kedua kali, dan tidak ada darah setelah itu! Sungguh sangat janggal, jika ini kejadian nyata.

6) Target dikatakan adalah sekelompok orang beragama yahudi, siapa yang biasanya menampilkan adegan teror B.S. paling sering? Ini memuakkan.

7) Mengapa jalanan sangat lengang dan tidak ada lalu lintas? Insiden ini seperti sudah disetting. Seolah-olah daerah itu telah disterilisasi sebelum ada kejadian, sehingga “pelaku teror” tahu bahwa area itu aman untuk memerkirkan kendaraannya ddi tengah jalan dan melakukan penembakan di satu titik strategis.

8) Bagaimana para penyerang tahu bahwa hari itu akan ada pertemuan besar antar staff Charlie Hebdon, dimana semua orang penting “tertarget” akan hadir bersamaan? Pembunuhan sekali waktu yang mudah bukan? Apakah ini ada pertolongan NSA atau badan intelijen lain semacamnya?

9) Charlie Hebdon sebelumnya dikabarkan menghadapi masalah keuangan yang serius, mengapa tidak pada saat itu dijadikan momen psy ops? Itu adalah alasan yang bagus untuk menutup kantor Charlie Hebdon, tanpa membuat adegan sedramatis ini?

10) Tidak ada bukti penarikan AK saat terjadi penembakan. Maka dicurigai bahwa senapan AK itu kosong. Lantas kalaupun isi, apakah pelurunya peluru karet? Apapun pelurunya, tidak ada jejak darah di pihak polisi. Padahal sebuah peluru AK telah melesat. Kalaupun polisinya menggunakan rompi anti-peluru, hanya pistol tangan saja yang tidak dapat menembusnya, bukan senapan AK. Ketiadaan penarikan senapan AK, sama saja dengan tembakan kosong.

11) Inkonsistensi ke-11: Semua video itu direkam dari atap gedung. Untuk kejadian yang kurang dari 1 menit, mana ada beberapa orang begitu kompak dan gesit naik ke atas gedung yang berbeda untuk mengabadikan sebuah insiden secepat itu? Lagipula, atap bangunan itu atap biasa, tidak cocok untuk mengambil gambar. Bahkan tak seperti atap sekokoh Starbucks atau semacamnya (yang bisa menopang bobot orang yang mengambil gambar). Jika orang-orang itu sudah ada di atap itu dari sebelumnya, betapa sempurnanya prediksi mereka bahwa disana akan ada sebuah insiden hebat, sehingga mereka dapat merekamnya dari sudut yang sempurna dari awal sampai akhir kejadian. Hanya ada satu jawaban rasional untuk ini. Mereka naik ke atap gedung dengan sengaja, untuk merekam kejadian yang sudah direncanakan sebelumnya. Kalaupun mereka petugas perbaikan atap, betapa hebatnya mereka semua memiliki hanphone dengan kamera seragam untuk merekam kejadian yang terjadi hanya sekitar 15 menit. Sudut pengambilan gambarnya begitu sempurna, begitu pula waktu pengambilan gambar dan posisi kameranya terlalu sempurna dan tidak mungkin dilakukan secara spontan. Bahkan robot android Data dari Star Trek tidak akan mampu naik ke atas atap untuk mengambil gambar dalam waktu secepat itu dan dengan gambar sebagus itu untuk direkam.

12) Inkonsistensi ke-12: satu tersangka pengendara yang melarikan diri saat insiden itu terjadi sedang ada di sekolah. Sementara teman-teman sekolahnya berdiri di depannya. Teman sekelas tersangka penembakan Paris yang berusia 18 tahun, telah melakukan aksi protes dengan mengatakan bahwa temannya tidak bersalah. Ia ada di dalam kelas saat insiden penembakan di Charlie Hebdo terjadi dan menewaskan 12 orang itu. Hamyd Mourad dilaporkan telah menyerahkan diri kepada polisi sekitar pukul 11 malam setelah ia melihat namanya disebutkan di berita. Sementara kawan-kawannya mengatakan bahwa ia memiliki alibi bahwa ia tidak bersalah, karena Hamyd Mourad ada di dalam kelas saat itu. Tapi tentu saja, hal ini tidak ada pengaruhnya, seperti pemboman Boston, saat teman seasrama mengatakan Tsnarev tidak ada di lokasi pengeboman saat insiden terjadi. Sekali nama seseorang dipublikasikan sebagai tersangka, maka dia akan hancur sebagai penjahatnya. Sayang sekali Hamyd Mourad, ia tidak dapat berharap bahwa sistem yahudi ini akan membebaskannya. Ia akan masuk ke Guantanamo.

*sumber: arrahmah.com