PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan
Bersama Membangun Kemandirian

Selasa, 05 Agustus 2014

KABAR DUKA KEMBALI BAGI KELUARGA BESAR PNPM MANDIRI PERKOTAAN


Kemarin pagi, kami di OC 3 Kalbar mendapat berita duka dari OC 4 Jabar atas meninggalnya Ibunda dari Pak Yogi (TA LG PP), pagi ini kami kembali mendapat berita duka yang tentu juga menjadi berita duka bagi seluruh keluarga besar PNPM Mandiri Perkotaan se-Indonesia atas meninggalnya Ibunda dari Mbak Nina Firstavina Razad (Pengelola Website PNPM Pusat) semoga Keluarga Yang ditinggalkan diberi ketabahan dan Ibunda tercinta mendapat tempat terbaik disisiNya... Amin.

Kisah Pengorbanan seorang Ibu...

Mereka melakukan pencarian di reruntuhan setelah terjadi gempa bumi. Dan apa yang mereka temukan…

Setelah gempa mereda, petugas mulai melakukan pencarian di rumah seorang wanita muda, mereka berhasil melihat jasad wanita itu dari celah-celah reruntuhan. Tetapi posisi wanita itu terlihat janggal, ia terlihat sedang berlutut seperti orang sedang menyembah, tubuhnya condong ke depan, dan kedua tangannya seperti melindungi sebuah benda.
Reruntuhan rumah telah menimpa tubuh bagian belakang dan kepala wanita itu. Sambil menghadapi banyak kesulitan, pemimpin tim penyelamat meletakkan tangannya melalui celah sempit di dinding untuk mecapai tubuh wanita. Ia berharap bahwa wanita itu masih hidup. Namun, tubuh yang dingin dan kaku telah menunjukkan bahwa wanita itu telah meninggal. Seluruh tim penyelamat bersiap untuk meninggalkan rumah itu dan melanjutkan usaha penyelamatan ke reruntuhan selanjutnya. Tanpa alasan yang jelas, pemimpin tim merasakan suatu kekuatan yang menarik dirinya kembali ke reruntuhan rumah sang wanita muda.
Sekali lagi, ia berlutut dan memasukkan tangannya ke celah-celah sempit untuk mencari sesuatu di sekitar jasad wanita. Tiba-tiba, ia berteriak kegirangan, “Seorang anak! Ada seorang anak!
Seluruh tim bekerja sama, dengan hati-hati mereka menyingkirkan reruntuhan yang berada di sekitar jasad wanita itu. Dan benar, ternyata ada seorang anak laki-laki berusia 3 bulan yang dibalut dengan selimut bermotif bunga, tergeletak di bawah jasad sang ibu. Wanita itu telah melakukan pengorbanan yang luar biasa demi menyelamatkan anaknya.
terjadi gempa bumi
Ketika rumahnya runtuh, ia menggunakan tubuhnya untuk melindungi sang anak. Sang anak sedang tertidur pulas ketika pemimpin tim penyelamat mengangkat dan mengeluarkan tubuhnya. Tim medis langsung bergegas memeriksa keadaan sang anak. Mereka membuka selimut yang membalut tubuh anak itu, lalu menemukan sebuah telepon genggam. Ada sebuah pesan tertulis di layar telepon genggam itu, “APABILA KAMU SELAMAT, KAMU HARUS INGAT BAHWA AKU SANGAT MENYAYANGIMU”. Ponsel ini kemudian berpindah dari satu tangan ke tangan lain, semua orang menangis ketika membaca pesan tersebut.“
terjadi gempa bumi
Apabila kamu selamat, kamu harus ingat bahwa aku sangat menyayangimu”
Kasih yang luar biasa seorang ibu kepada anaknya!

Bagikan cerita ini dan tunjukkan rasa sayang kita kepada ibu!

http://luar-biasa.co/terjadi-gempa-bumi/

Senin, 04 Agustus 2014

SEPUTAR PUASA SYAWAL



Kedudukan Dan Fadhilah Puasa Syawal
Yang dimaksud puasa Syawal adalah puasa 6 hari bulan Syawal. Hukumnya sunah yang dianjurkan berdasarkan hadits Nabi saw yang sharih (jelas).
 
من صام رمضان وأتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر - رواه مسلم وأبو داود والترمذي والنسائي وابن ماجه
 
“Siapa yang berpuasa Ramadan lalu  diikuti (puasa) enam (hari) Syawal, seakan-akan dia berpuasa setahun.” (HR. Muslim, Abu Daud, Tirmizi, Nasa’i dan Ibnu Majah)
 
Adanya pandangan yang menyatakan makruhnya puasa Syawal dengan berbagai alasan, tidak dapat mengalahkan makna yang sangat jelas dari hadits yang shahih ini.
 
 
Apakah harus dilakukan sejak awal syawal berturut-turut? 
Sejumlah ulama menyatakan sunahnya dilakukan di awal Syawal secara berturut-turut. Namun makna hadits secara umum tidak menetapkan hal tersebut dengan jelas. Sehingga puasa Syawal dapat dilakukan secara berturut-turut atau terpisah, di awal Syawal atau di akhir Syawal. Akan tetapi, semakin cepat dilakukan semakin baik.
 
 
Apakah puasa Syawal dapat digabung dengan puasa qadha? 
Prinsipnya masing-masing ibadah harus dilakukan dengan niat tersendiri. Khususnya jika ibadah itu masing-masing berdiri sendiri. Puasa qadha dan puasa Syawal adalah kedua ibadah yang berdiri sendiri. Maka, satu kali berpuasa tidak dapat digabungkan dengan kedua niat tersebut. Lagipula yang dimaksud dengan puasa 6 hari Syawal adalah agar seorang muslim berpuasa Ramadan sebulan penuh ditambah 6 hari Syawal, sehingga dia dapat pahala setahun puasa. Jika dia puasa qadha sekaligus niat puasa syawal, maka dia hanya puasa sebulan saja.
 
Namun jika diniatkan dengan puasa Senen Kamis, hal tersebut boleh. Karena, sebagaiman disebutkan dalam hadits bahwa hari Senen Kami adalah hari diangkatnya amal manusia, maka dianjurkan agar ketika amal seseorag diangkat, dia dalam keadaan berpuasa. Maka ketika seseorang qadha puasa atau puasa Syawal, padah hari Senen Kamis, insya Allah dia mendapatkan juga pahala puasa Senen Kamis, baik diniatkan atau tidak. Sama seperti orang yang masuk masjid, lalu dia shalat sunah Shubuh misalnya. Maka diapun sudah dianggap melakukan shalat tahiyatul masjid. Karena shalat tahiyatul bukan ibadah yang berdiri sendiri, tapi intinya adalah bagaimana ketika seseorang masuk masjid, perkara pertama yang dia lakukan sebelum duduk adalah shalat.
 
Bolehkah puasa Syawal sebelum qadha?
Ramadan? Terkait boleh tidaknya puasa sunah sebelum qadha Ramadan, jumhur ulama (Maliki, Syafii dan Hanafi) berpendapat bahwa dibolehkan berpuasa sunah sebelum qadha Ramadan. Alasannya adalah bahwa qadha Ramadan tidak diwajibkan langsung setelah Ramadan, tapi memiliki waktu yang luas hingga Ramadan berikutnya. Namun mazhab Hambali melarang seseorang melakukan puasa sunah sebelum qadha dengan alasan bahwa yang wajib harus didahulukan dari yang sunah. Pendapat pertama lebih dikuatkan oleh para ulama, namun jika seseorang mendahulukan atau  menyegerakan qadhanya sebelum puasa sunah, hal itu lebih baik dan lebih hati-hati baginya. Maka hal ini juga berlaku bagi puasa syawal sebelum melakukan qadha Ramadan.
 
Hanya saja masalah berikutnya, apakah seseorang mendapatkan fadhilah atau keutamaan puasa Syawal sebelum qadha Ramadan? Mengingat hadits Rasulullah saw di atas tentang keutamaan puasa Syawal dikaitkan dengan orang yang berpuasa Ramadan.
 
Para ulama berbeda pendapat dalam hal ini. Sebagian berpendapat bahwa keutamaan puasa Syawal hanya didapatkan bagi orang yang berpuasa Ramadan sebulan penuh. Maka bagi mereka yang memiliki hutang puasa, harus qadha dahulu agar dianggap berpuasa Ramadan sebulan penuh untuk dapat meraih keutamaan puasa Syawal. Namun sebagian lagi berpendapat bahwa selama puasa yang ditinggalkan di bulan Ramadan berdasarkan uzur syar’i, dia tetap mendapatkan fadhilah keutamaan puasa Syawal, sementara puasa Syawal terikat waktu di bulan Syawal, sedangkan qadha Ramadan terbuka peluangnya hingga setahun kedepan. Adapun hadits di atas tidak secara tegas menyatakan perintah harus qadha sebelum puasa Syawal atau menafikan keutamaan puasa Syawal bagi yang belum qadha.
 
Pendapat kedua lebih memudahkan dan ringan. Akan tetapi, jika seseorang qadha dahulu sebelum puasa Syawal, maka hal itu lebih baik dan lebih
hati. Wallahu a’lam.

KABAR DUKA