Oleh : Ellia Marliany, SE
Fasilitator Ekonomi Kab. Sambas
HP. 0852 5200 7969
Beralihnya isu program dari upaya penanggulangan kemiskinan
menjadi penanganan kumuh melalui Program Penanganan Kawaaan Kumuh Perkotaan (P2KKP)
tidak menghentikan langkah masyarakat untuk terus mengembangkan stimulan
program yang berfokus pada upaya meningkatkan kesejahteraan mereka. Sama halnya
dengan masyarakat yang berada di Dusun Semberang 2, Desa Sumber Harapan,
Kabupaten Sambas. Selama ini, mereka mengenal Program Peningkatan
Penghidupan Masyarakat Berbasis Komunitas (PPMK) sebagai
program bantuan dari Pemerintah dalam upaya meningkatkan usaha mereka. Program PPMK
merupakan salah satu program yang bertujuan untuk meningkatkan ekonomi keluarga
yang berbasis pada kelompok atau komunitas dengan alokasi dana sebagai stimulan
pengembangan usaha sebesar Rp 100 juta per Kelurahan/Desa.
Program ini juga bertujuan dalam menguatkan kelembagaan KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat) secara mandiri dan berkesinambungan yang berorientasi pada peningkatan penghidupan masyarakat miskin. Indikator keberhasilan dari program ini adalah selain terjadinya perubahan ekonomi kearah peningkatan yang positif dan adanya lapangan kerja, juga terbentuknya kelompok-kelompok KSM baru sebagai calon penerima manfaat.
Kepada kami Tim Fasilitator, Nurleli banyak
bercerita tentang manfaat yang diperolehnya dengan hadirnya program bantuan
dari pemerintah ini. Ia pun mulai bercerita mengenai dirinya yang dulu hanya
seorang kuli dipasar yang dibayar dengan upah harian. Namun setelah mengenal
PNPM MPk dan bergabung membentuk KSM di tahun 2011, ia pun memberanikan diri
untuk membuka usaha kain tenun sendiri melalui Pinjaman Dana Bergulir atau
lebih dikenal dengan pinjaman reguler yang diawali dengan pinjaman 500 ribu per
anggota, kemudian meningkat pinjaman 1 juta per anggota, dan selanjutnya
meningkat lagi menjadi 2,5 juta hingga sekarang di PPMK ia memperoleh pinjaman
5 juta yang berhasil mengantarkan kain tenun karyanya hingga ke Brunei
Darussalam.
Selain kain tenun sambas, nurleli juga
menghasilkan karya lainnya seperti kain tenun cual sebagai bahan
untuk dijadikan baju, sarung bantal kursi, syal tenun, tas dan dompet yang
semuanya berbahan dasar kain tenun. Untuk harga kain tenunnya sebesar 2,5 juta
per satu set dan untuk kain cualnya dihargai 700ribu-900ribu per helainya.
Omset sebulan dari usaha kain tenun Nurleli bisa mencapai 5 juta rupiah bahkan
lebih. Dari berjalannya usaha tersebut ia mengaku tak khawatir apabila tak laku
terjual, ia tetap memproduksi karya tenunnya karena sudah bermitra dengan
Koperasi dan Dekranasda sebagai penampung hasil-hasil karya tenunnya.
Untuk memenuhi permintaan yang meningkat, kini ia telah memiliki karyawan. Bahkan jika permintaan semakin membludak dan tak tertangani, ia juga membagikan permintaan tersebut ke rekannya sesama profesi sebagai penenun kain. “Biase mun meningkatnye permintaan kain tenun, sampai saye dan karyawan saye ndaan bise tetangane’, supaye ndaan mengecewekan konsumen lalu saye kasi’kan ke kawan-kawan yang nenun jua, itung bagi-bagi rezeki,” Ucap ibu dari tiga orang anak ini dengan logat sambasnya yang khas.
Nurleli yang juga didukung penuh oleh sang suami, ia mengatakan
bahwa dalam diri ini kita harus ada keberanian dalam mencoba segala hal untuk
lebih baik, seperti dirinya mencoba untuk membuka usaha tenun sendiri, dan
mencoba ide-ide kreatif dalam berinovasi dengan motif tenun sesuai permintaan
pasar. “Sebenarnye yang nyuruh kite pintar tok beh si pemesan, die yang
merintah kite mao motifnye gimane. Jadi dalam diri kite jangan pernah bilang
ndaan bise, bilang ajak bise insyaAllah akan saye cobe”. Ujarnya.
Kain tenun nurleli hingga ke Brunei Darussalam bukan tanpa sebab,
tapi karena modal pinjaman yang dimilikinya dari PPMK yang berhasil
mengantarkannya untuk memproduksi kain yang lebih berkualitas dan membuat pembeli
dari Brunei tertarik pada kain tenunnya. Motif kain yang biasa diminta pasar
seperti motif Pucuk Rebung, Burung Enggang, Tugu Khatulistiwa, Melati,
dan masih banyak lagi. Nurleli juga sering mengikuti permintaan motif yang
disukai orang Brunei. Tentunya ini menjadi trend positif bila Nurleli dapat
melakukan analisa usaha yang baik dan mengelola keuangannya melalui tata kelola
pembukuan yang baik pula. Dan nurleli dapat menjadi contoh yang baik untuk
seluruh calon peminjam yang sedang menjalankan usahanya ataupun yang sedang
akan membuat usaha.
Contact Person: BKM Awang Senaii
Nama Ketua BKM:
|
Juliansyah
(BKM Awang Senaii)
|
Alamat BKM
|
|
Kelurahan:
|
Desa Sumber Harapan
|
Kecamatan:
|
Sambas
|
Kab/Kota:
|
Kab. Sambas
|
Telp/HP:
|
0812.5715.2272
|