PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan
Bersama Membangun Kemandirian

Selasa, 13 Januari 2015

Kabar Gembira! Menteri Yuddy Jamin 46 Ribu Fasilitator PNPM Tak Jadi Pengangguran

Kabar Gembira! Menteri Yuddy Jamin 46 Ribu Fasilitator PNPM Tak Jadi Pengangguran


Yuddy Chrisnandi Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN)
Jakarta, Mediawarga.info - Awan gelap yang menaungi puluhan ribu fasilitator Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Mandiri (PNPM) kini mulai sirna. Titik terang datang dari Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara (MenPAN) Yuddy Chrisnandi.

"46 Ribu fasilitator PNPM, cari mereka itu tidak gampang itu kan infrastruktur yang bantu pemerintah, kalau kita sudah punya aset produktif ya lanjut aja. Ini kan untuk bangsa. Kan nggak gampang nyiapin 46 ribu faslitator," jelas Yuddy di kantor Presiden, Jl Medan Merdeka Utara, Jakarta, Selasa (13/1/2015).

Yuddy juga meminta agar para fasilitator PNPM di seluruh Indonesia, yang melakukan pendampingan dalam pencairan dan pelaksanaan proyek infrastruktur di pedesaan tak perlu berunjuk rasa.

"Tenang saja, ngapain demo-demo," tambah dia.

Yuddy belum bisa merinci, lewat kementerian mana para fasilitator ini berkoordinasi, apakah dari Kemendagri atau dari Menteri PDT.

"Yang penting tupoksinya melalui fasilitatornya berjalan. Nggak usah panik, nggak penting melalui Kemendagri atau Kemendes atau Kemenkeu. Yang penting mereka itu aset kita," tambahnya.

"Kami masih butuh fasilitator dan nggak mudah bentuknya," tambah dia. (Detik.com)

Jurnalis Investigasi Independen: Charlie Hebdo Hanya Sandiwara alias Psy Ops



Beredar sebuah analisis bahwa insiden penembakan kantor Charlie Hebdo, Paris hanya sebuah operasi sandiwara atau psy ops, sebagaimana dilansir BSR pada Sabtu (10/1/2015).

Dalam sebuah analisis oleh Jim Stone, seorang jurnalis investigasi independen memaparkan kejanggalan berdasarkan video penyerangan yang terjadi di Paris tersebut sebelum berita para tersangka pelaku penembakan meninggal dunia.

Stone mengajak pembaca untuk memperhatikan adegan bahwa, “Polisi yang ditembak dari jarak dekat tidak mengeluarkan darah walaupun tepat ditembak di kepalanya dan moncong senjata mengeluarkan asap putih.”

Yang menarik adalah respon Pemerintah Perancis setelah sandiwara ini. Mereka dengan mudah melancarkan tema IS, ISIS, Islam setelah disodorkan terlebih dahulu pada media sosial untuk membentuk persepsi masyarakat global.

Berikut 10 kejanggalan dalam kejadian tersebut, ditambah 2 hal yang inkonsisten.

1) 10 orang dikabarkan seharusnya tewas dan lainnya terluka. Namun, di TKP hanya terdapat 2 ambulan saja. Bukankah seharusnya dibutuhkan lebih dari 2 ambuan untuk mengevakuasi korban sebanyak itu?

2) Memang suara tembakan yang terekam nampak seperti suara tembakan sungguhan, tetapi gambar yang ada tidak begitu jelas menampakkan lubang akibat tembakan. Yang terlihat justeru seperti stiker lubang peluru imitasi. Sementara pada adegan lain, salah seorang polisi kelihatan tertawa di sebelah mobil yang tertembak itu. Bukankah seharusnya suasananya mengharukan, saat seseorang ada yang tertembak? Sebagai tambahan, gambar situasi reka penembakan kaca depan pada Google menghasilkan kerusakan begitu besar pada seluruh bagian kaca depan, sementara pada kejadian di Perancis itu hanya menyisakan lubang kecil yang terpusat pada satu titik saja, apakah itu mungkin?

3) Semua orang yang beperan pada kejadian tersebut memiliki gaya rambut French Foreign Legion (Legiun Asing Perancis). Sangat aneh bukan jika supir taksi dan EMT berambut seperti personil militer?

4) Jika para pelaku dikabarkan melarikan diri dan tidak tertangkap, bagaimana mungkin polisi Perancis dapat mengidentifikasi mereka dalam hitungan jam, sementara tidak ada satu pun wajah pelaku yang tertangkap kamera dimanapun? Jika terdapat paspor seperti pada insiden-insiden 911 atau MH17 tentu itu dapat menjelaskan identitas. Namun, tidak ada satupun pelaku yang menyerahkan paspornya. Lantas, darimana polisi mengetahui bahwa pelaku itu beragama Islam, bukannya agen Mossad yang sedang melakukan tugas lapangan? Mengherankan bukan?

5) Tidak ditemukan foto atau cuplikan adegan yang memperlihatkan tetasan darah, bahkan hanya darah palsu dari para polisi atau korban yang katanya ditembak dengan AK-47. Padahal mereka tergeletak selama 10 detik di trotoar sebelum tembakan kedua kali, dan tidak ada darah setelah itu! Sungguh sangat janggal, jika ini kejadian nyata.

6) Target dikatakan adalah sekelompok orang beragama yahudi, siapa yang biasanya menampilkan adegan teror B.S. paling sering? Ini memuakkan.

7) Mengapa jalanan sangat lengang dan tidak ada lalu lintas? Insiden ini seperti sudah disetting. Seolah-olah daerah itu telah disterilisasi sebelum ada kejadian, sehingga “pelaku teror” tahu bahwa area itu aman untuk memerkirkan kendaraannya ddi tengah jalan dan melakukan penembakan di satu titik strategis.

8) Bagaimana para penyerang tahu bahwa hari itu akan ada pertemuan besar antar staff Charlie Hebdon, dimana semua orang penting “tertarget” akan hadir bersamaan? Pembunuhan sekali waktu yang mudah bukan? Apakah ini ada pertolongan NSA atau badan intelijen lain semacamnya?

9) Charlie Hebdon sebelumnya dikabarkan menghadapi masalah keuangan yang serius, mengapa tidak pada saat itu dijadikan momen psy ops? Itu adalah alasan yang bagus untuk menutup kantor Charlie Hebdon, tanpa membuat adegan sedramatis ini?

10) Tidak ada bukti penarikan AK saat terjadi penembakan. Maka dicurigai bahwa senapan AK itu kosong. Lantas kalaupun isi, apakah pelurunya peluru karet? Apapun pelurunya, tidak ada jejak darah di pihak polisi. Padahal sebuah peluru AK telah melesat. Kalaupun polisinya menggunakan rompi anti-peluru, hanya pistol tangan saja yang tidak dapat menembusnya, bukan senapan AK. Ketiadaan penarikan senapan AK, sama saja dengan tembakan kosong.

11) Inkonsistensi ke-11: Semua video itu direkam dari atap gedung. Untuk kejadian yang kurang dari 1 menit, mana ada beberapa orang begitu kompak dan gesit naik ke atas gedung yang berbeda untuk mengabadikan sebuah insiden secepat itu? Lagipula, atap bangunan itu atap biasa, tidak cocok untuk mengambil gambar. Bahkan tak seperti atap sekokoh Starbucks atau semacamnya (yang bisa menopang bobot orang yang mengambil gambar). Jika orang-orang itu sudah ada di atap itu dari sebelumnya, betapa sempurnanya prediksi mereka bahwa disana akan ada sebuah insiden hebat, sehingga mereka dapat merekamnya dari sudut yang sempurna dari awal sampai akhir kejadian. Hanya ada satu jawaban rasional untuk ini. Mereka naik ke atap gedung dengan sengaja, untuk merekam kejadian yang sudah direncanakan sebelumnya. Kalaupun mereka petugas perbaikan atap, betapa hebatnya mereka semua memiliki hanphone dengan kamera seragam untuk merekam kejadian yang terjadi hanya sekitar 15 menit. Sudut pengambilan gambarnya begitu sempurna, begitu pula waktu pengambilan gambar dan posisi kameranya terlalu sempurna dan tidak mungkin dilakukan secara spontan. Bahkan robot android Data dari Star Trek tidak akan mampu naik ke atas atap untuk mengambil gambar dalam waktu secepat itu dan dengan gambar sebagus itu untuk direkam.

12) Inkonsistensi ke-12: satu tersangka pengendara yang melarikan diri saat insiden itu terjadi sedang ada di sekolah. Sementara teman-teman sekolahnya berdiri di depannya. Teman sekelas tersangka penembakan Paris yang berusia 18 tahun, telah melakukan aksi protes dengan mengatakan bahwa temannya tidak bersalah. Ia ada di dalam kelas saat insiden penembakan di Charlie Hebdo terjadi dan menewaskan 12 orang itu. Hamyd Mourad dilaporkan telah menyerahkan diri kepada polisi sekitar pukul 11 malam setelah ia melihat namanya disebutkan di berita. Sementara kawan-kawannya mengatakan bahwa ia memiliki alibi bahwa ia tidak bersalah, karena Hamyd Mourad ada di dalam kelas saat itu. Tapi tentu saja, hal ini tidak ada pengaruhnya, seperti pemboman Boston, saat teman seasrama mengatakan Tsnarev tidak ada di lokasi pengeboman saat insiden terjadi. Sekali nama seseorang dipublikasikan sebagai tersangka, maka dia akan hancur sebagai penjahatnya. Sayang sekali Hamyd Mourad, ia tidak dapat berharap bahwa sistem yahudi ini akan membebaskannya. Ia akan masuk ke Guantanamo.

*sumber: arrahmah.com

Minggu, 11 Januari 2015

PNPM MPk OC-3 Kalbar Gelar Rekrutmen Fasilitator Ekonomi

Pengarahan awal oleh Team Leader PNPM MPk OC 3 Kalbar Komala Erwan sebelum ujian seleksi 

Setelah diumumkan pekan lalu, tepatnya pada Selasa, 6 januari 2015 melalui website PNPM OC 3 Kalbar : www.pnpmcitykalbar.blogspot.com dan melalui media sosial facebook PNPM MPk Kalbar : pnpmcity kalbar, para peminat yang terdiri dari lulusan sarjana ekonomi dan D3 baik jurusan akuntansi maupun manajemen mulai memasukkan lamarannya di kantor OC 3 Kalbar jalan abdurrahman saleh komplek bapindo no. 1 Pontianak.

"luar biasa, peminat untuk menjadi tenaga pendamping masyarakat, fasilitator PNPM MPk ternyata begitu besar, semoga ini menjadi salah satu indikasi bahwa peluang pembangunan asset berupa SDM di dunia pendampingan masyarakat yang tentu diperlukan dalam aktivitas pembangunan masih positif" ungkap komala.

Tak kurang dari 30 orang yang melamar dari hanya 3 orang yang dibutuhkan untuk menutupi kekurangan formasi tenaga pendamping yang akan ditempatkan di Kota Singkawang dan Kabupaten Sambas hingga ditutupnya pendaftaran pada jumat, 9 januari 2015. 

"Animonya sangat tinggi, dari hanya 3 hari efektif pembukaan pendaftaran yang hanya kami umumkan melalui internet, setiap harinya kami menerima sekitar 10 pelamar namun dari 30 Pelamar yang telah mengirimkan lamarannya kepada kami, hanya 20 Pelamar saja yang kami panggil untuk mengikuti tahap seleksi berikutnya dikarenakan 10 orang pelamar tidak lolos administrasi dikarenakan latar belakangnya yang tidak sesuai dengan apa yang kami persyaratkan" terang effendi ketua panitia seleksi fasilitator.
Peserta sedang menjalani tes komputer dan pembukuan
salah satu peserta serius menjalani tes yang diberikan

"Hari ini telah kami panggil 20 orang untuk mengikuti tahapan seleksi berikutnya yang terdiri dari seleksi komputer, pembuatan pembukuan, Focus Group Discussion (FGD) Pemberdayaan dan FGD Kompetensi serta wawancara. Bagi yang lolos dikeseluruhan seleksi maka akan dinyatakan diterima sebagai fasilitator ekonomi di wilayah dampingan" jelas effendi yang juga merupakan TA PPMK PNPM MPk OC 3 Kalbar ini.

Semoga dari 20 orang pelamar yang telah mendaftarkan diri ini, akan diperoleh tenaga pendamping masyarakat yang tangguh dan berdedikasi tinggi nantinya dilapangan, karena keberhasilan program tentu juga sangat dipengaruhi oleh kemampuan pendampingan yang dilakukan oleh fasilitator.

"Kita tunggu hasil akhir penilaian seleksi oleh tim panitia dan harapan saya pada tanggal 15 Januari 2015 bagi yang dinyatakan lulus sudah bisa di mobilisasi ke lapangan dimana sebelumnya akan terlebih dahulu dilakukan coaching/pembekalan awal terkait program dan teknik fasilitasi agar mereka siap melakukan pendampingan, untuk itu kami akan menghubungi siapa nantinya yang dinyatakan diterima, jadi kita tunggu bersama hasilnya" tutup komala.

hingga berita ini dibuat, proses seleksi sedang berjalan pada tahap tes kemampuan komputer dan pembukuan.


Oleh :
Agus Sarwoko
TA LG PP pic Socialization specialist
PNPM MPk OC-3 Kalbar

Kalimat-Kalimat Terakhir Itu yang Paling Merinding

Ilustrasi
Ilustrasi   

Metrotvnews.com Kotawaringin Barat: Kotak hitam dianggap sebagai kunci yang harus ditemukan jika terjadi kecelakaan pada sebuah pesawat terbang. Namun, kunci itu tentu harus dibaca secara cermat. Mozaik-mozaik dikumpulkan untuk mengungkap apa yang sebenarnya terjadi.

Membaca kotak hitam bukan perkara gampang, butuh ketekunan dan ketegaran hati bagi investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) saat melakukannya. Ketegaran hati memang dibutuhkan, sebab tak jarang bagian akhir dari percakapan dalam kotak hitam membuat merinding.

"Yang paling merinding itu waktu denger percakapan kotak hitam itu. Apalagi yang bagian akhir, itu kamu bayangkan saja orang itu udah tahu dia akan meninggal," kata Investigator KNKT, Nurcahyo Utomo, saat berbincang dengan Metrotvnews.com di Pangkalan Udara Iskandar, Pangkalan Bun, Kotawaringin Barat, Jumat (9/1/2015).

Kadang membuat tim investigator terdiam ketika mendengarkan suara kalimat-kalimat terakhir dari awak pesawat. Terlebih, sebagian investigator memiliki pekerjaan sebagai pilot. Sering pula mereka mengenal sang pilot pesawat yang suaranya terekam.

Nurcahyo mengalaminya saat pertama kali ditugaskan menginvestigasi kotak hitam. Pembacaan kotak hitam pertamanya itu selalu menjadi hal yang paling diingat. Walau kini, banyak kotak hitam yang telah dibacanya.

"Pertama kali saya jadi investigator, itu saya dengar dengan empat orang, satu tim. Setelah mendengar percakapan itu, kami semua diam, hening. Beberapa menit setelah itu baru bilang, ayo rewind," kata Nurcahyo mengenang pengalaman pertamanya.

Tapi seiring waktu, dia pun terbiasa mendengar percakapan yang ada dalam kotak hitam. Sekitar 19 tahun menjadi investigator, kata-kata terakhir yang terdengar itu masih tetap perih di telinga.
"Yang paling umum terdengar itu Allahuakbar," tambah dia.

Nurcahyo menyebut, secara umum, kotak hitam selalu dapat terbaca oleh tim investigasi KNKT. Meski kondisi kotak hitam tak lagi bagus, selalu ada cara untuk membaca kotak hitam itu.

"Umumnya kita berhasil membaca kotak hitam meskipun kondisinya sudah rusak. Seperti sukhoi yang terbakar, kita bisa baca. Kalau pun rusak, kita akan melakukan berbagai cara untuk menelitinya," jelas dia.

Saat meneliti, KNKT akan melakukannya secara independen. KNKT, jelas dia, tidak dalam posisi menyalahkan orang-orang yang terlibat dalam kejadian itu. KNKT akan terus meneliti, mengapa kecelakaan itu bisa terjadi.

Ada banyak pertanyaan "mengapa" yang akan dilemparkan untuk mengungkap kejadian itu. "Kami meneliti mengapa terjadi, mengapa begini, dan mengapa bisa terjadi. Pokoknya ada banyak 'why'," tutur Nurcahyo.
BOB