PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan
Bersama Membangun Kemandirian

Kamis, 27 November 2014

26 Fakta Alam Semesta yang Bikin Merinding dan Merenung...

26 Fakta Alam Semesta yang Bikin Merinding dan Merenung...

Sains
By Elin Yunita Kristanti 

Liputan6.com, Jakarta - Pada 2011 lalu, para ilmuwan dari University Portsmouth membuat peta tiga dimensi alam semesta. 2MASS Redshift Survey (2MRS) -- namanya -- mencakup jarak 380 juta tahun cahaya, 45.000 galaksi tetangga selain Bima Sakti. Itu pun belum semua. 

Alam semesta sedemikian luas. Lalu di mana posisi kita, manusia? Berikut gambarannya seperti Liputan6.com kutip dari situs BuzzFeed, Sabtu (25/11/2014).

1. Ini Bumi, tempat tinggal kita, di mana kita hidup, tumbuh, berkembang biak, menjalin hubungan, sekaligus juga saling berperang dan menyakiti.



2. Dan ini Bumi bersama para tetangganya planet di Tata Surya


3. Ini jarak antara Bumi dan Bulan, satelitnya: 384.400 km. Terasa dekat namun nyatanya jauh bukan?


4. Ini yang terjadi jika Anda menjejerkan semua planet dalam Tata Surya secara beraturan dan berjajar. Lihat betapa kecil Bumi kita


5. Ini Amerika Utara jika dibandingkan dengan planet terbesar dalam Tata Surya: Yupiter.


6. Ini ukuran enam Bumi dibandingkan dengan Saturnus. Kalah besar!
7. Seandainya Bumi memiliki cincin seperti Saturnus, maka akan seperti ini penampakannya


8. Ini adalah gambar komet. Manusia baru mendaratkan satelit di atas 'anak nakal' ini. Bandingkan ukuran satu komet dengan Kota Los Angeles di Amerika Serikat.

9. Namun tak ada objek di Tata Surya kita yang setara dengan ukuran Matahari. Bumi kita tak ada artinya.



10. Seperti ini penampakan Bumi jika dilihat dari Bulan


11. Dan seperti ini bentuk Bumi dari Mars. Nyaris tak terlihat


12. Bumi bak noktah kecil warna biru jika dilihat dari belakang cincin Saturnus
13. Dan ini Bumi dari Neptunus yang berjarak 4 miliar mil jauhnya


14. Ini ukuran Bumi dibandingkan dengan besar Matahari. Benar-benar tak sebanding. Bikin merinding...


15. Dan seperti ini bentuk Matahari jika dilihat dari permukaan Mars
16. Tapi semua itu tak ada apa-apanya. Ada lebih banyak bintang, seperti halnya Matahari, dibanding butiran pasir di setiap pantai di Bumi.


17. Dan itu berarti ada banyak yang lebih besar daripada Matahari kita. Lihatlah betapa kecilnya Sang Surya dibandingkan yang lain.
18. Tahukah Anda, bintang terbesar di alam Semesta, VY Canis Majoris ukurannya 1 miliar kali lebih besar dari Matahari.


19. Namun tak ada yang sebanding dengan ukuran galaksi. Jika Anda menyusutkan Matahari ke ukuran sel darah putih dan Galaksi Bima Sakti (Milky Way) dengan skala yang sama -- maka galaksi kita berukuran setara dengan Amerika Serikat.


20. Itu karena Galaksi Bima Sakti sangatlah luas. Dan di tengah belantara luas itu lah manusia hidup.


21. Namun hanya ini yang bisa disaksikan manusia. Semua bintang yang kita saksikan malam hari hanya seukuran lingkaran kuning itu.
22. Tapi, ukuran galaksi kita sangat kerdil jika dibandingkan yang lain. Ini perbandingan Galaksi Bima Sakti (Milky Way) dengan IC 1011, yang berjarak 350 juta tahun cahaya dari Bumi.


23. Marilah kita membuka pikiran. Ini hanyalah sebagian kecil gambar yang diambil Teleskop Hubble. Ada ribuan galaksi, yang masing-masing memiliki jutaan bintang. Masing-masing memiliki planet-planetnya sendiri.


24. Dan ini adalah gambar galaksi UDF 423. Yang berjarak 10 miliar tahun cahaya dari Bumi. Saat Anda melihat gambar ini, Anda melihat miliaran tahun ke masa lalu.


Sejumlah galaksi diperkirakan terbentuk hanya beberapa ratus juta trahun  setelah Dentuman Besar (Big Bang). Lebih tua dari galaksi kita. 

25. Dan camkan yang satu ini. Ini adalah gambar dari satu bagian kecil yang sangat, sangat kecil dari alam semesta. Bagai bagian tak penting di langit malam. 


26. Cukup aman untuk mengasumsikan ada banyak lubang hitam (black hole) di luar sana. Berikut ini adalah ukuran sebuah black hole dibandingkan dengan ukuran Bumi. Mengerikan...


Dan, jika Anda merasa kecewa berat gara-gara konser penyanyi kesukaan Anda dibatalkan. Saat merasa dunia runtuh ketika diputuskan pacar. Ingatlah...


Mengurai Konflik dalam UU Desa

Madiun, 27 November 2014

Oleh:
Abdus Salam As’ad, S.Sos., M.Si.        
Askot CD Mandiri Kab. Madiun   
Koorkot 09 Kota Madiun
OSP 6 Provinsi Jawa Timur
PNPM Mandiri Perkotaan
Kesejahteraan masyarakat desa kiranya menjadi orientasi pertama dan utama jika kita melihat secara kasat mata lahirnya UU Desa. Walaupun tak bisa ditampik, nuansa politik tak bisa dimungkiri. Pembangunan yang partisipatif dan otonom sudah mengemuka dari tahun 1950-an. Sentralisasi kekuasaan dinilai mereduksi kaidah dan prinsip pembangunan seutuhnya. Solusinya, desentralisasi pembangunan menjadi jawaban atas stagnasi pembangunan yang berorientasi pada pembangunan manusia. Tentu kita bisa menilai, diberlakukannya UU otonomi daerah 32/2004 passca perubahan UU No.  22 tahun 1999. Desentralisasi ini memiliki cita-cita dan spirit untuk mempercepat kesejahteraan masyarakat di daerah. Konsekuensi logisnya adalah pelibatan masyarakat dalam setiap aspek pembangunan multak diperlukan. Partisipasi masyarakat menjadi kuci utama dan pertama dalam pembangunan desa ke depan.
Banyak harapan terkait dengan diberlakukannya UU Desa. Kesejahteraan masyarakat desa merupakan tujuan utama. Walaupun banyak pihak menilai bahwa UU Desa sebenarnya bukan menguntungkan masyarakat desa, tetapi para politisi. Di satu sisi penilaian sebagian kalangan memiliki keabsahan. UU Desa yang dinilai syarat politis tak bisa dihindari. Jangkar sosial dalam legitimasi politik para politisi dengan adanya UU Desa menuai hasilnya pada Pemilihan Legislatif kemarin. Sementara UU Desa akan mengalami persoalan serius manakala kemampuan APBN dalam membiayai 73.000 desa seluruh Indonesia dengan batas maksimal Rp1,4 miliar per desa itu tidak mencukupi. Alih-alih mempercepat kesejahteraan masyarakat desa, justru UU Desa akan melahirkan konflik baru bagi sebagian masyarakat yang ada di desa, baik konflik manifes maupun konflik laten.
Implikasi UU Desa yang mengalokasikan anggaran Rp1,4 miliar, itu menjadi pesona bagi masyarakat desa. Elit desa tentu tidak memiliki tafsir tunggal terhadap UU Desa. Aneka kepentingan tentu menjadi orientasi yang sulit diingkari. Dalam sistem demokrasi yang prsedural dan panggung partisipasi masyarakat yang kurang partisipatif akan menuai banyak persoalan. Demokrasi dan partisipasi lip service akan menjadi pertunjukan yang diperankan oleh segelintir elit desa. Masyarakat miskin hanya menjadi penoton yang kerapkali dijadikan dagangan. Hal ini bercermin terhadap proses terbentuknya berbagai organisasi masyarakat lokal.
Elit desa baik struktural dan kultural tak bisa dilepaskan dan menjadi pemeran kunci dari berbagai aspek pembangunan. Masyarakat miskin tak kuasa menjadi aktor dalam setiap pembangunan, sehingga peran yang digunakan adalah keterlibatan semu tidak bisa dihindari. Hal ini terjadi karena, warga miskin seringkali terkooptasi oleh pemikirannya sendiri bahwa orang miskin tak perlu tahu menahu terkait pembangunan. Bahkan lebih tragis adalah proses peminggiran (segregasi) sosial yang dilakukan elit itu semakin menegaskan ketidakmampuan warga miskin untuk berkiprah dalam panggung pembangunan.
Fakta di atas ini menemukan relevansinya manakala meminjam istilah Gabriel A. Almond dan Sidney Verba mengenai tipe budaya politik. Gabriel A. Almond dan Sidney Verba, (1996) menjelaskan mengenai tipe budaya politik.
Pertama, tipe budaya politik parokial (parochial political culture). Dalam hal ini masyarakat sangat rendah dan tidak mau tahu mengenai perubahan sistem politik yang ada. Pengetahuan masyarakat mengenai politik berimplikasi kepada sikap acuhnya kepada struktur politik yang ada. Dan pada gilirannya budaya tunduk terhadap elit yang dinilai memiliki pengetahuan lebih tak bisa dihindari. Lantas apa yang bisa diharapakan manakala budaya masyarakat dengan tingkat kesadaran dan partisipasinya sangat rendah, maka kasta politik tak bisa dihindari. Para elit akan menjadi mufassir terhadap persoalan dan kebutuhan masyarakat miskin yang sebenarnya, reduktif dan ahistoris yang akan terjadi.
Kedua, budaya politik subjek (subject political culture). Dalam budaya politik masyarakat tipe ini masyarakat sudah menggunakan letupan emosi untuk menilai sistem politik atau objek politik, sehingga tidak heran masyarakat dalam kategori ini bisa menilai, memilah dan memilih kualitas pemimpinnya. Iklan politik atau simbol-simbol politik seringkali dinilai sebagai produk citra yang sengaja dibangun untuk mengelabui masyarakat bahwa para politisi seolah-olah berpihak kepada warga miskin.
Dan yang ketiga, budaya politik partisipan (partisipant political culture). Inilah puncak tingkatan budaya politik masyarakat. Di mana masyarakat memiliki kesadaran dan pemahaman terhadap politik, dalam hal ini masyarakat sudah mampu melakukan evaluasi dan mengkritisi sistem politik dan kebijakan yang dilakukan oleh Negara.
Jika kita melakukan pisau analissnya Almond dan Verba maka UU Desa akan menjadi buaian mimpi dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat miskin yang ada di desa. Tengok saja pembangunan desa selama ini. Acuhnya masyarakat terhadap pembangunan desa dengan anggaran Alokasi Dana Desa (ADD) menjadi miniatur bahwa partisipasi masyarakat desa terutama masyarakat miskin hanya pepesan kosong belaka. Tradisi feodalistik kerapkali kita temui dalam kepemimpinan pemerintahan desa.
Tak hanya itu, ragam persoalan akan dihadapi oleh pemeritahan dan warga desa. Dana Rp1,4 miliar sebagai “mandat” UU akan menuai konflik manakala dalam implementasinya dana tersebut meleset dengan harapan masyarakat maupun pemerintahan desa. Alokasi anggaran hanya menjadi lipstik para politisi kita tanpa memikirkan kemampuan anggaran yang ada. Dan pada gilirannya, harapan tidak sesuai dengan kenyataan yang ada.
Di sinilah Robert Gurr (1970), seorang ilmuwan sosial, memberikan analisisnya akan lahirnya konflik dan kekerasan dengan menggunakan teori deprivasi relatif. Gurr menilai bahwa kekerasan muncul karena adanya deprivasi relatif yang dialami masyarakat sebagai perasaan kesenjangan antara nilai harapan (value expectation) dengan kapabilitas nilai(value capabilities) yang dimiliki seseorang. Nilai harapan (value expectation) adalah harapan akan kualitas hidup kehidupan sebagai hak untuk dinikmati. Sedangkan nilai kapabilitas (value capabilities) sebagai kondisi untuk mendapatkan harapan itu. Bahkan, Gurr meyakini bahwa ketidakpuasan deprivatif relatif akan melahirkan terjadinya berbagai aksi kekerasan massal. Karena semakin besar intensitas ketidakpuasan, semakin besar pula dorongan untuk melakukan kekerasan.
Tampaknya UU Desa sebagai angin segar bagi masyarakat desa untuk menikmati kualitas hidup dan kesejahteraan patut diapresiasi. Akan tetapi, jika harapan itu tidak sesuai kenyataan tentu apa yang dikhawatirkan oleh Gurr tidak bisa dihindari. Konflik vertikal antara pemerintahan desa terhadap pemerintahan yang ada di atasnya tidak bisa dihindari. Tuntutan disahkannya UU Desa beberapa tahun yang lalu tidak seindah yang dibayangkan. Akan tetapi, menjadi harapan kita semua bahwa dana Rp1,4 miliar itu tidak hanya menjadi konsumsi politik dan dagangan para politisi. Pun tidak hanya sekedar normatif tertuang dalam UU N0 6 2014 maupun PP No 43 2014. Melainkan riil bisa dibuktikan kepada publik. Semoga. [Jatim]

Editor: Nina Firstavina

Menaklukkan "Hantu" Pemasaran KSM

Jakarta, 26 November 2014

Oleh:
Tomy Risqi 
TA Kelembagaan &
Pengelolaan Kegiatan Sosial
KMP Wilayah 2
PNPM Mandiri Perkotaan 
Menjawab Persoalan Pemasaran KSM
Dalam memasarkan sebuah produk, target market harus jelas dan spesifik. Sebagai contoh, sampo Clear. Ia telah menentukan sendiri marketnya bagi konsumen yang berketombe. Sedangkan Sunsilk khusus buat konsumen yang ingin memiliki rambut hitam. Itulah kunci pemasaran produk. Demikian Yuswohadi dari Mark Plus Institute, sebuah lembaga pemasaran produk yang didirikan oleh Hermawan Kertajaya pada tahun 1991 (www.markplusinstitute.com). Salah satu Board Advisor lembaga ini adalah Philip Kotler dari Northwestern University USA. Hermawan sendiri menjabat sebagai Chairman.
Yuswohadi diundang sebagai narasumber dalam Workshop Nasional Keberlanjutan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) dalam rangka Peningkatan Penghidupan Masyarakat yang dihelat di Hotel Grand Menteng, Jakarta, pada 18-21 November 2014. Peserta dalam workshop ini adalah 130 perwakilan KSM-KSM terbaik dari 14 Provinsi di wilayah PNPM Mandiri Perkotaan yang di-supportsumber pendanaan Islamic Development Bank (IDB). Workshop ini hendak menjawab persoalan mayoritas KSM yakni pemasaran produk.
Rambo vs Sniper
Menurut Yuswohadi, Clear dan Sunsilk mengambil segmen pasar spesifik dan berbeda. Mereka tidak saling ”mengambil”. Oleh sebab itu, jika kita membidik segmen pasar spesifik, kita akan mendapatkan hasilnya lebih terukur. Namun, sebaliknya jika mengambil segmen terlalu umum kita bakal kesulitan mendapatkan konsumen. Analoginya adalah seperti Sniper dan Rambo. Mau pilih mana, menjadi sniper yang fokus menembak sasaran (baca: konsumen), atau Rambo yang menembak dengan berondongan senjata?
Audiens pun serentak menjawab, “Snipeeeerrrrr..”
Kenapa? Karena Rambo menembak ngawur dan boros, he he..
Contoh lain adalah bisnis jilbab Salsabila. Sang pendiri bisnis online ini, Salsabila, sejak awal menetapkan gadis muda konsumen utama. Bukan ibu-ibu. Salsabila bahkan menyertakan tutorial video cara memakai jilbab yang baik, unik dan cantik. Visualisasi menambah daya tarik domain situsnya. Pengunjung pun membludak. Ribuan pengunjung “menyukai” facebook-nya. Tak jarang para pembeli terpaksa harus rela antre untuk mendapatkan jilbab yang telah dipesan.
Produk lain yang dijadikan contoh adalah sabun. Beragam sabun tersedia sesuai fungsinya. Sabun yang dikenal publik sebagai sabun kecantikan adalah Lux. Sedangkan sabun kesehatan adalah Lifebuoy. Keduanya menyasar pasar yang berbeda. Pasar yang ingin cantik dan pasar yang ingin sehat. Pemilihan ini disebut juga positioning. Dalam fase positioningkeunggulan produk masing-masing produsen ditonjolkan.
Di Bandung juga telah beredar luas Kripik Ma’ Icih yang menyasar konsumen yang suka pedas. Rasa pedasnya bahkan dibagi dalam beberapa level. Mulai level 1 sampai 8. Ini adalah sebuah keunikan. Keunikan tersebut harus menjadi nilai jual, sebab kunci marketing adalah keunikan. Sebuah produk harus unik, beda dan memiliki keunggulan. Fase inilah yang disebut dengan perbedaan (diferensiasi). Usaha Kecil Menengah (UKM), sering tidak melihat fase ini penting, termasuk KSM.
Market, Strategi dan Taktik
Oleh sebab itu yang perlu diingat, Strategi Marketing memiliki tiga tahap penting, yaitu Market, Strategi dan Taktik. Dalam sebuah market harus ditentukan dulu apa saja yang menjadi targetnya. Setelah ketemu targetnya, bikinlah produk yang unik dan berbeda(positioning dan diferensiasi). Setelah terlihat perbedaan dan keunikannya, temukan taktik yang jitu, meliputi 4 aspek utama yaitu
Product, Price, Place dan Promotion.
Produk harus unik dan memiliki keunggulan, sedangkan price (harga yang khusus), tidak murah dan tidak juga terlalu mahal. Harga boleh agak mahal asal diikuti dengan kualitas. Sedangkan place, berupa tempat penjualan, bisa berbentuk toko, mobile (jualan dengan tidak mangkal; beredar) atau bahkan penjualan yang dilakukan secara online. Penjualan online membuat produk lebih mendunia. Cara menjual produk merupakan bagian dari marketing.
Contoh marketing secara berkeliling adalah Kripik Pisang Mak Icih. Meskipun memiliki tempat penjualan tetap, Mak Icih tetap memasarkan secara berkeliling. Dengan begini mereka mampu merengkuh pasar yang luas dan berpindah-pindah. Coba bandingkan dengan lokasi usaha yang mangkal, paling banter pembelinya adalah penduduk di satu kelurahan.
Marketing melalui media online lebih disarankan, baik melalui facebook atau twitter. Pemasaran secara online menurut head of marketing Mak Icih, dalam video presentasi Yuswohadi, merupakan strategi snowball promotion. Pemasaran seperti bola salju yang menggelinding, semakin lama semakin besar. Hal ini dilakukan juga oleh Harry, seorang tukang becak di Yogyakarta, yang berhasil membangun networking bisnisnya via facebook. Ia menjual produk secara online dengan melakukan chatting dengan para customerdi sela-sela menunggu penumpang becaknya. Kini, customer-nya lebih dari 800 orang berasal dari seluruh dunia. Selain mendapatkan promosi produk, mereka juga diinformasikan mengenai destinasi-destinasi wisata di Indonesia, terutama Yogyakarta, Candi Borobudur dan Candi Prambanan yang dekat dengan rumah Harry, sehingga mereka semua tertarik hadir.
Bertukar Pengalaman Pemasaran
Saat dibuka sesi tanya-jawab, Ketua KSM dari Cipinang muara Jakarta Pusat yang memproduksi susu kedelai hangat, bingung bagaimana cara packaginguntuk susu kedelai hangat bercampur jahe. Bagaimana mengemas sebuah produk agar tetap hangat? Rata-rata konsumen datang di warungnya menemui susu kedelai sudah dingin. Baginya, produk dingin kurang menjual. Para peserta pun berbagi pengalaman mengenai hal ini, mulai dari cara penyimpanan di termos hingga mengemas secara sachet.
Sementara KSM cimol kering dari Tasikmalaya, yang memiliki 6 orang karyawan, mengisahkan bagaimana bisa memiliki omzet sampai Rp10 juta sebulan. Padahal awalnya hanya dipinjami UPK Rp500.000 per orang.Packaging produk KSM sudah bagus. Namun belakangan muncul persoalan, bagaimana legalitas dan label halal diperoleh? Uniknya, saat produk hendak ditunjukkan ke peserta ternyata telah habis dimakan panitia. Para peserta pun tergelak. Ini menunjukkan bahwa produk tersebut mampu “menggoda” pembeli saat dipajang di meja display.
Ada yang menarik saat KSM dari Pangandaran menceritakan bagaimana sulitnya memenuhi permintaan. KSM ini memproduksi kerajinan anyaman lidi. Suatu ketika beberapa wisatawan asing dari Eropa dan Amerika memesan 10.000 item, mereka kelabakan untuk memenuhinya. KSM kesulitan mencari tenaga kerja untuk memproduksi sebanyak itu. Yuswohadi menyarankan untuk bekerja sama dengan pihak lain. Namun ingat, jika harus membangun channeling dengan pengusaha luar negeri, jangan lupa untuk segera mendaftarkan hak cipta. Meski penerbitannya di Indonesia membutuhkan waktu yang lama (sekitar 2 tahun), hak cipta amat penting. Saat produk yang sama diproduksi oleh pihak lain, royalti akan mengalir kepada pemegang hak.
Pertanyaan menarik lainnya datang dari Sugiyanto KSM Produsen Pancake Durian Medan. Ia ingin memaksimalkan penggunaan internet untuk menunjang penjualan. Kepada Sugiyanto, Yuswohadi merekomendasikan temannya yang memiliki keahlian untuk merekayasa search engine internet agar bisa menampilkan situs Sugiyanto ketika di-searching user internet.
Sementara itu KSM Sundawa dari Cimahi bingung dengan pemasaran kripiknya. Selain packaging kalah dengan tetangganya, pemilihan nama tampaknya juga berpengaruh. Sundawa diambilkan dari akronim Sunda dan Jawa sebagai kolaborasi si Ketua KSM yang bersuku Sunda dan suaminya yang orang Jawa. Memang jika tidak hati-hati Sundawa mudah diplesetkan menjadi sendawa, sebuah makna lain yang kurang pas untuk produk olahan. Bagaimanapun dalam ilmu pemasaran semua aspek bisa menjadi terkait, baik label (brand image), penjualan (sales) maupun pelayanan (services).
Satu lagi ilmu pemasaran jitu diperoleh KSM. Semoga workshop dengan pola yang sama dapat segera terselenggara di wilayah II dan di seantero negeri. [KMP-2]

Editor: Nina Firstavina

Selasa, 25 November 2014

Marwan Tegaskan Program Seperti PNPM Tetap Ada

Selasa, 25 November 2014 , 13:59:00
Marwan Jafar. Foto: dok/JPNN.com
Marwan Jafar. Foto: dok/JPNN.com


JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Marwan Jafar menegaskan jika Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Pedesaan yang kini ada di bawah kendalinya akan tetap ada meski dengan nama baru.
"PNPM dengan adanya Undang-undang Desa akan melebur. Nanti kita buat program semacam PNPM dengan dana yang relatif sama. Jadi bukan berarti kita hapuskan PNPM, tetap ada program serupa," kata Marwan di kantornya, Kalibata, Jakarta Selatan, Selasa (25/11).
Hanya saja dalam menggulirkan program pemberdayaan masyarakat desa itu, harus dibuat agreement baru dengan World Bank selaku penyandang dananya.
"Itu kan program World Bank. Kita harus buat agreement lagi dengan World Bank. Kita hampir 10 tahun mengenal PNPM, mungkin rezim ini bisa berganti nama, tapi konteks programnya sama," jelasnya.
Pada kesempatan itu mantan Ketua DPP Partai Kebangkitan Bangsa itu juga mengakui selama ini banyak program terkait pembangunan desa yang kurang kelihatan. Itu tidak terlepas dari perencanaan yang kurang masif.
Ke depan, kata Marwan, pemerintah berupaya mengoptimalkan pembangunan dari desa dan membuka akses di daerah-daerah yang terisolir karena kurangnya infrastruktur. Jika perlu, pemberian bantuan sosial sedapat mungkin dikurangi dan dialihkan kepada pembangunan fisik.
"Saya berharap tidak ada bansos besok, langsung membangun. Seperti bangun bandara perintis, dermaga perintis di daerah tertinggal yang butuh akses transportasi udara. Serta program lain untuk memajukan desa," tandasnya. (fat/jpnn) 

Berikut berita yang ditulis di JPNN.com, dari berita tersebut terdapat beberapa komentar yang masuk sebagai berikut :
  1. 26.11.2014,
    12:02
    Gin gin
    sangat memalukan, massa seorang mentri bilang PNPM program dari Bank Dunia ?
    Belajar lagi pak,,? jangan memalukan para pelaku PNPM,,,
  2. 26.11.2014,
    11:39
    Nina Razad
    Mengutip par.4: 'Itu kan program World Bank. Kita harus buat agreement lagi dengan World Bank...'

    Bapak tdk paham PNPM ya? Belajar lagi ya, Pak!
  3. 26.11.2014,
    09:57
    suyatno
    Alhamdulillah ...
  4. 25.11.2014,
    21:48
    marni
    Salam pemberdayaan, tolak ukur program PNPM_MPd adalah pembangunan infrastruktur yg sangat nampak dan dirasakan oleh masyarakat desa, dan pembangunan SDM melalui pengkaderan dan yg tak kalh penting adalah penanggulangan angka pengangguran karena program pnpm-mpd banyak sekali menyerap tenaga kerja mulai dari tingkat prov, Kabupaten, kecamatan sampai desa, utamanya tenaga fasilitator yg tidak diragukan lagi skillnya. From mobile
  5. 25.11.2014,
    19:17
    don sapu
    Memang blunder kl program PNPM MP tiba2 berhenti mendandak sj, endingnya sangat buruk. Usul Pak Mentri perlu melanjutkan PNPM-MP3KI.
  6. 25.11.2014,
    18:15
    I Gusti Putu Sarjana
    Asset Pemerintah Indonesia tidak sedikit, termasuk didalamnya Hasil-hasil program dan insan-insan pemberdayaan yang telah dibentuk dan ditempa.
  7. 25.11.2014,
    18:11
    oyok 
    Mantap dan sukses buat pa mentri.. From mobile
  8. 25.11.2014,
    17:40
    wayan wetini
    trims ya pak menteri karna program sepeti PNPM Mandiri Pedesaan masih manjadi program primadona dimasyarakat .
  9. 25.11.2014,
    16:40
    Uswandi Ilyas
    Kementrian PDT, tim pengambil kebijakan agar memperhatihkan bagai mana kedepan Dana Bergulir yg ada sekarang dibuatkan aturan main yg terukur

Kiranya dengan dialog diatas, para pihak dapat bersama-sama bangun komunikasi agar tidak ada miss informasi