PNPM Mandiri Perkotaan

PNPM Mandiri Perkotaan
Bersama Membangun Kemandirian

Kamis, 20 November 2014

PNPM Perkotaan Berkonsep Keberlanjutan, Bukan Program Bagi-bagi Uang

Jakarta, 20 November 2014

Oleh:
Nina Firstavina, SE  
Editor Web
PNPM Mandiri Perkotaan   
Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) Mandiri Perkotaan bukan program bagi-bagi uang, karena konsepnya adalah sustainable atau keberlanjutan. Untuk itu, penguatan kelembagaan masyarakat, melalui Badan/Lembaga Keswadayaan Masyarakat (BKM/LKM) menjadi sangat penting. Di antaranya agar bisa terhindar dari permasalahan kemacetan pengembalian pinjaman ekonomi bergulir. Selain itu juga agar oknum di ranah masyarakat ataupun pemerintah setempat tidak sampai tergoda untuk melakukan penyalahgunaan dana masyarakat, lalu berurusan dengan hukum.
“Jangan sampai kita bersentuhan dengan urusan hukum, Bapak, Ibu. Bukannya menakut-nakuti, tapi coba deh tanyakan teman-teman yang sudah pernah mengalami bersentuhan dengan permasalahan hukum. Selain proses pemeriksaannya bisa sangat panjang dari segi waktu, juga menguras energi. Melelahkan. Stres,” tegas Pejabat Pembuat Komitmen PNPM Mandiri Perkotaan wilayah 1 Suksesno di hadapan sekira 140 peserta Lokakarya Praktik Baik PNPM Mandiri Perkotaan, di Grand Cempaka Hotel, Jakarta, pada Kamis, 20 November 2014 sekira pukul 16.30 WIB tadi. Dalam hal ini Neno, begitu panggilan akrab Suksesno, membuka Lokakarya Praktik Baik PNPM Mandiri Perkotaan mewakili Direktur Penataan Bangunan dan Lingkungan, Direktorat Cipta Karya, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Adjar Prajudi.
Menurutnya, PNPM Mandiri Perkotaan membuat rencana strategis 2013-2014, antara lain: pertama, fokus kepada penguatan lembaga BKM/LKM agar terbangun tata kelola program yang baik (good governance). Kedua, BKM/LKM menjadi lembaga yang dapat dipercaya (trust), inklusif, transparan dan akuntabel, serta mampu bermitra dengan berbagai sumberdaya dari luar (channeling dan kemitraan) sebagai pondasi bagi keberlanjutan program.
“Bagaimana agar BKM/LKM tidak hanya jadi ‘tukangnya’ program. BKM/LKM adalah lembaga kumpulan nilai. Di acara ini kami menghadirkan tidak hanya BKM/LKM, tapi juga pihak Pemerintah Daerah (Pemda) dan konsultan dalam satu wilayah dari masing-masing provinsi. Alasan Pemda dihadirkan di sini, di antaranya, menegaskan mengenai pasca pendampingan PNPM, isu keberlanjutan harus terus didorong. Apa peran kota/kabupaten agar LKM yang ada sekarang menjadi aset bagi pembangunan wilayah? Apa yang ingin diinginkan Pemda, apa yang diinginkan LKM agar wilayahnya maju? Besok ini kita bahas dalam diskusi,” urai Neno.
Ia melanjutkan, adapun alasan menghadirkan Korkot/Askot CD Mandiri adalah apapun yang dilakukan di sini sebagai upaya pengembangan kapasitas. “Namanya knowledge management artinya apapun yang kita hasilkan di forum ini agar teman-teman bisa menyebarkan pengetahuan ini lebih luas kepada teman-teman dan masyarakat yang lain.
Acara Lokakarya Praktik Baik PNPM Mandiri Perkotaan ini dihadiri oleh tiga orang dari 33 kota/kabupaten, mewakili masing-masing provinsi se-Indonesia dan akan berlangsung sampai Sabtu, 22 November 2014. Ikuti terus berita selanjutnya mengenai rangkaian acara lokakarya di web ini. [Redaksi]
Dokumentasi lainnya:

 

Tidak ada komentar: